Langkah lainnya mencakup penyediaan air bersih melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), pengurangan tingkat kehilangan air, serta upaya rainwater harvesting dan water cycle. Selain itu, peningkatan kualitas air akan dilakukan melalui program Jakarta Sewerage System dan penguatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) secara komunal, disertai perbaikan sanitasi masyarakat."Kita pastikan, jika kita berhasil melindungi pesisir pantai Jakarta dan Jawa, potensi kerugian akibat banjir bisa dihilangkan. Ini bisa bernilai miliaran dolar AS dalam 20–30 tahun ke depan, dan yang paling penting, menyelamatkan manusia," kata AHY.
Selain itu, proyek ini mencakup strategi jangka panjang dalam pemantauan tinggi permukaan air, pengelolaan lingkungan, serta pengembangan kawasan ekonomi berbasis pesisir.
“Jadi, ini terintegrasi. Tidak hanya bicara lingkungan, tetapi juga pengembangan kawasan sehingga memiliki nilai tambah ekonomi yang menarik. Bukan hanya membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga menarik investasi yang sangat kita perlukan," ujar AHY.
Pemerintah juga tengah menyiapkan skema pembiayaan inovatif, mengingat besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan Giant Sea Wall.
Sejarah perencanaan proyek ini telah berlangsung lama, dimulai sejak kajian awal pada 2008, feasibility study pada 2014, hingga penyusunan master plan NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) yang melibatkan kerja sama dengan Belanda dan Korea pada 2016. Pada 2024, Presiden memberikan mandat percepatan pembangunan Giant Sea Wall sebagai bagian dari strategi ketahanan pesisir.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AHY: Giant Sea Wall upaya mitigasi banjir rob di kawasan pesisir