Jakarta (ANTARA) - "Sampai sekarang saya masih gemetar dan sangat kaget," kata seorang warga Myanmar, Kyaw Myo saat dihubungi dari Jakarta, tak lama setelah gempa bumi dengan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada Jumat (28/3) siang.
Kyaw Myo menjelaskan saat itu dirinya sedang berada di lantai sembilan apartemennya yang berada di pusat kota Yangon, Myanmar. Meski berjarak 384 mil dari pusat gempa yakni Sagaing, guncangan kuat terasa di Yangon.
Begitu gempa terjadi, ia langsung menyelamatkan diri dengan berlindung di bawah meja kerjanya. Gempa berlangsung kurang lebih 15 menit, ia tak mampu menutupi kekagetan dirinya.
"Seluruh Myanmar terdampak gempa dahsyat. Seperti kiamat rasanya, mohon doanya," kata Kyaw Myo lagi.
Dahsyatnya kerusakan akibat gempa itu membuat pihak Junta Militer Myanmar langsung mendeklarasikan status darurat tak lama usai gempa. Terutama di enam wilayah yang mengalami kerusakan berat akibat gempa yakni Sagaing, Mandalay, Magway, Northeastern Shan State, Naypyidaw, dan Bago.
Pemimpin Junta, Min Aung Hlaing, menyebutkan jumlah korban sementara akibat gempa bumi sebanyak 144 orang dan sedikitnya 732 orang terluka.
Kiamat kecil gempa kembar Myanmar

Ilustrasi -Gedung-gedung runtuh di Mandalay, Myanmar. /ANTARA/HO-Myanmar-now.org/https://myanmar-now.org/en/news