Palembang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju, Palembang, membantu menekan angka kasus kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting) di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
"Upaya menangkal stunting menjadi tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor, untuk itu kami melakukan kegiatan yang dapat mencegah dan menekan angka kasus stunting di dua daerah yang masuk wilayah operasional kilang," kata Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari, di Palembang, Selasa.
Dia menjelaskan berbagai intervensi dilakukan untuk mencegah dan menekan angka kasus stunting dengan memberikan paket makanan tambahan melalui implementasi program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu yang diindikasikan petugas kesehatan setempat berpotensi stunting.
Implementasi TJSL dengan memberikan paket susu dan suplemen balita sesuai dengan empat pilar perusahaannya yang salah satunya Pertamina sehat.
Paket berupa susu formula premium serta suplemen kesehatan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat dan berkembang sebagaimana mestinya.
Selain memberikan paket susu dan suplemen, keluarga dari anak terindikasi atau penyintas stunting pun diedukasi tentang pola makan, pengasuhan, serta gaya hidup yang sehat.
"Kami berharap intervensi yang dilakukan perusahaan dapat mendukung pertumbuhan optimal anak-anak yang terindikasi dan penyintas stunting," ujarnya.
Menurut dia, sebagai bagian dari komitmen dalam mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak, Kilang Pertamina Plaju percaya bahwa akses terhadap nutrisi yang baik adalah hak setiap anak untuk mencapai potensi optimal mereka.
“Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan tenaga kesehatan, Kilang Pertamina Plaju berharap dapat berkontribusi pada pencegahan dan penurunan angka stunting agar tercipta generasi yang sehat, cerdas, dan produktif,” jelas Siti Rachmi.