Palembang (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama Kantor Bea dan Cukai melakukan sosialisasi perjanjian kerja sama "port management bundling dan AEO" di Kilang Plaju Palembang, Sumatera Selatan.
Kegiatan sosialisasi itu dipimpin VP Supply & Logistic Optimization PT KPI Woody Boemara didampingi sejumlah pejabat Bea Cukai pada acara penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara PT KPI dan Bea Cukai, di Kilang Plaju, Palembang, Rabu (14/8).
Woody Boemara menjelaskan sosialisasi perjanjian kerja sama "port management bundling dan AEO" merupakan komitmen Kilang Pertamina dalam meningkatkan standar operasional pelabuhan di kawasan kilang.
"Sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan di bidang logistik dan ke pelabuhan, kami terus memperkuat kerja sama Port Management Bundling dan Authorized Economic Operator (AEO)," ujarnya.
"Port management bundling dan unbundling" merupakan strategi untuk menggabungkan berbagai layanan kepelabuhanan menjadi satu kesatuan layanan yang lebih efisien.
Strategi itu bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya operasional serta terlaksananya aspek keselamatan dan keamanan pelayaran dan pelabuhan di semua fasilitas pelabuhan milik PT Pertamina.
Sedangkan AEO adalah program kepatuhan yang diakui secara internasional oleh 'World Customs Organization (WCO)' yang memberikan status khusus kepada pelaku usaha yang memenuhi standar keamanan dan kepatuhan tertentu.
"Dengan proses logistik itu, kami mengharapkan bisa terjamin kelancarannya mengingat urgensinya. Untuk menjamin proses logistik yang sangat penting perlu adanya kerja sama antar fungsi di KPI," ujarnya.
Menurut dia, KPI telah memperoleh sertifikat AEO yang merupakan semacam fasilitas dari Bea Cukai.
PT KPI merupakan satu-satunya grup BUMN yang telah memperoleh sertifikat tersebut.
Dengan adanya sertifikat AEO kegiatan impor dan ekspor di kilang akan lebih mudah, serta membantu dan memberikan dampak pada keuangan KPI, jelas Woody Boemara.
Sementara Senior Manager Operating & Manufacturing Refinery Unit III PT Kilang Pertamina Internasional Ali Mudasir berharap penguatan ini bisa membuka wawasan untuk masa depan perusahaan.
"Untuk kondisi saat ini, kami mengkondisikan sembilan pelabuhan/jetty dengan kondisi sebagian cukup baik dan sebagian perbaikan," jelasnya.
Alur pelabuhan Kilang Plaju di kawasan Sungai Musi Palembang menjadi tantangan sendiri untuk RU III karena kapal yang masuk terbatas sehingga dampaknya ke bisnis.
Sosialisasi hari ini bisa membantu membuka wawasan dan memperbaiki (mengimprove) kinerja manajemen pelabuhan (port management) untuk masa mendatang.
Dengan terlaksananya sosialisasi itu, manajemen Kilang Plaju berharap dapat segera mengimplementasikan perjanjian kerja sama tersebut untuk mendukung kelancaran arus barang dan keamanan di pelabuhan, serta meningkatkan daya saing logistik nasional di kancah global, kata Ali Mudasir.