Depok (ANTARA) - Ketua Umum Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (UI) Ir Aryana Satrya, M.M., Ph.D., IPU, ASEAN Eng.,
mengatakan risiko rokok elektrik dapat lebih tinggi daripada rokok konvensional.
"Saat ini anak muda menjadi target pemasaran rokok, karena mereka cenderung loyal pada merek rokok pertama yang dikonsumsi. Rentang waktu perokok yang panjang memberikan keuntungan besar bagi pabrik rokok," kata Aryana Satrya di Depok, Rabu.
Ia mengatakan anak muda merupakan segmen pasar yang luas dan terbuka, karena mudah terpengaruh oleh hal yang baru, unik, dan menarik, serta selalu mengikuti tren, termasuk rokok.
Berdasarkan riset yang dilakukan, harga rokok dan teman sebaya menjadi dua faktor paling berpengaruh bagi anak muda yang merokok.
Hal ini sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menemukan adanya peningkatan persentase perokok usia muda (di bawah 18 tahun) dari 7,2 persen (2013) menjadi 9,1 persen (2018).
Berita Terkait
Sopir mengantuk bahaya sebuah truk seruduk kios
Senin, 2 Desember 2024 7:56 Wib
Orang tua perlu contohkan hidup sehat cegah anak kecanduan gula
Selasa, 26 November 2024 16:47 Wib
Pemkot Palembang edukasi warga tentang bahaya judi online
Senin, 11 November 2024 14:00 Wib
Peneliti ingatkan bahaya pembakaran sampah terbuka untuk kesehatan
Kamis, 7 November 2024 13:03 Wib
Zoba bahaya Gunung Lewotobi Laki-Laki radius tujuh kilometer
Senin, 4 November 2024 9:19 Wib
KPID-Diskominfo edukasi pelajar di OKI bahaya judi online
Rabu, 25 September 2024 20:16 Wib
PLN beri edukasi keselamatan kelistrikan untuk masyarakat Palembang
Rabu, 28 Agustus 2024 15:43 Wib
Kampanye anti rokok bisa jadi salah satu cara cegah remaja merokok
Jumat, 16 Agustus 2024 16:36 Wib