Risiko rokok elektrik dapat lebih tinggi dari rokok konvensional

id Ui,Bahaya rokok,Iklan rokok,Perokok pemula

Risiko rokok elektrik dapat lebih tinggi dari rokok konvensional

Ketua Umum Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (UI), Ir. Aryana Satrya, M.M., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. (ANTARA/ Foto: Humas UI)

Depok (ANTARA) - Ketua Umum Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (UI) Ir Aryana Satrya, M.M., Ph.D., IPU, ASEAN Eng.,
mengatakan risiko rokok elektrik dapat lebih tinggi daripada rokok konvensional.

"Saat ini anak muda menjadi target pemasaran rokok, karena mereka cenderung loyal pada merek rokok pertama yang dikonsumsi. Rentang waktu perokok yang panjang memberikan keuntungan besar bagi pabrik rokok," kata Aryana Satrya di Depok, Rabu.

Ia mengatakan anak muda merupakan segmen pasar yang luas dan terbuka, karena mudah terpengaruh oleh hal yang baru, unik, dan menarik, serta selalu mengikuti tren, termasuk rokok.

Berdasarkan riset yang dilakukan, harga rokok dan teman sebaya menjadi dua faktor paling berpengaruh bagi anak muda yang merokok.

Hal ini sesuai dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menemukan adanya peningkatan persentase perokok usia muda (di bawah 18 tahun) dari 7,2 persen (2013) menjadi 9,1 persen (2018).