Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Winnugroho Wiratman, Sp.S, Ph.D., menjelaskan kegunaan terapi transcranial magnetic stimulation (TMS) yang dapat membantu untuk mengurangi perilaku kecanduan.
"TMS, ia adalah teknik suatu teknik neurofisiologi yang sifatnya non-invasive (tanpa memasukkan alat yang dapat merusak kulit) yang memberikan stimulasi magnetik ke dalam otak. Tujuannya untuk mempengaruhi aktivitas bagian otak tersebut. Ini dapat digunakan untuk menangani gangguan-gangguan neurologis maupun psikiatri," kata Winnugroho dalam sebuah diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Minggu.
Terapi TMS, kata Winnugroho menerangkan, sudah diterapkan sejak era 1980-an untuk menangani pasien penderita depresi. Seiring perkembangan teknologi dan teknik terapi kesehatan mental, terapi TMS juga dimanfaatkan untuk mendukung terapi adiksi perilaku.
Winnugroho menyebutkan meskipun dapat mengurangi adiksi, terapi TMS bersifat penanganan tambahan sehingga tetap membutuhkan metode terapi lainnya agar mendapatkan hasil yang lebih efektif seperti konseling, terapi perilaku, terapi kelompok, hingga dukungan keluarga dan lingkungan.
Berita Terkait
Para dokter dunia kupas pengembangan sel punca serta terapi gen
Minggu, 10 November 2024 15:15 Wib
Menguak potensi dan tantangan terapi sel punca
Selasa, 15 Oktober 2024 14:54 Wib
Terapi pil KB tidak menurunkan kesuburan anak remaja
Jumat, 27 September 2024 20:07 Wib
Polisi sebut anak artis Nikita Mirzani jalani terapi di rumah demi keamanan
Senin, 23 September 2024 16:59 Wib
Apa itu gangguan bicara pada pasien anak dengan celah lelangit
Senin, 24 Juni 2024 14:11 Wib
Psikologis anak penting diperhatikan saat terapi diabetes
Kamis, 18 April 2024 13:03 Wib
Tuberkulosis dapat dicegah dan diobati dengan terapi pencegahan
Senin, 25 Maret 2024 10:01 Wib
Terobosan terkini terapi tuberkulosis
Minggu, 24 Maret 2024 19:32 Wib