Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Endokrinologi Anak dari RSAB Harapan Kita, Jakarta dr Aditya Suryansyah menekankan psikologis anak penting untuk diperhatikan secara intensif saat terapi diabetes untuk kesuksesan terapi.
"Mengobati anak itu bukan hanya obat saja, tapi psikologis anak, lingkungannya yang harus diterapi juga," katanya dalam diskusi mengenai kesehatan anak dengan diabetes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Adit mengungkapkan terapi diabetes yang mengharuskan pengidapnya untuk melakukan suntik insulin secara rutin sesudah makan cenderung tidak disukai anak, karena bosan dalam melakukannya.
Selain itu, kebiasaan mengonsumsi obat-obatan tersebut dapat menyebabkan anak merasa malu dengan teman-temannya, juga menimbulkan rasa tidak percaya diri.
"Itu PR yang sangat berat untuk keluarga pasien dan untuk anak. Jadi banyak, kadang-kadang kalau mengobati anak DM (diabetes melitus) itu bukan hanya kita mengandalkan harus begini harus begini, tapi psikologi keluarga juga harus dinasihati, harus didukung agar anak tumbuh kembangnya sama dengan anak lain," tegasnya.
Berita Terkait
Dokter: Agar gula darah tidak naik habis sahur jangan langsung tidur
Minggu, 24 Maret 2024 8:14 Wib
Makanan berserat bantu diabetesi merasa kenyang
Kamis, 21 Maret 2024 13:39 Wib
Penderita hipertensi dan diabetes perlu deteksi dini penyakit ginjal
Rabu, 13 Maret 2024 17:17 Wib
Kurang tidur berisiko kena diabetes, ini penjelasannya
Rabu, 6 Maret 2024 16:49 Wib
IDAI sebut anak dengan diabetes aman berpuasa dengan syarat tertentu
Rabu, 6 Maret 2024 12:46 Wib
Ini anjuran waktu periksa gula darah mandiri saat berpuasa
Kamis, 29 Februari 2024 17:09 Wib
Kemenkes pastikan aturan cukai minuman berpemanis disahkan tahun ini
Senin, 29 Januari 2024 12:29 Wib
Dokter bagikan tips konsumsi nasi putih bagi penderita diabetes
Sabtu, 16 Desember 2023 16:44 Wib