Sumsel buka lapangan kerja dari gerakan literasi bahasa isyarat

id Dinas Perpustakaan,literasi,bahasa isyarat

Sumsel buka lapangan kerja dari gerakan literasi bahasa isyarat

Arsip Foto- Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan Fitriana menerima plakat penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) sebagai pendukung pelaksanaan gerakan literasi bahasa isyarat pertama di Indonesia, di Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (6/11/2022). (ANTARA/M Riezko Bima Elko P)

Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membuka lapangan kerja baru melalui gerakan literasi bahasa isyarat yang sedang digalakkan oleh Dinas Perpustakaan daerah setempat.

Kepala Dinas Perpustakaan Sumsel Fitriana, di Palembang, Minggu, mengatakan dalam gerakan tersebut salah satunya adalah program pelatihan kepada masyarakat umum yang berminat dengan literasi bahasa isyarat.

Program gerakan ini diprakarsai oleh Dinas Perpustakaan dan Duta Literasi Sumsel untuk mengurangi kesenjangan informasi-komunikasi bagi penyandang disabilitas tunarungu dan tunawicara dalam sektor pelayanan publik, sekaligus membuka lapangan kerja baru.

Ia menyebutkan, pelatihan literasi bahasa isyarat itu terbuka bagi masyarakat dari berbagai latarbelakang, termasuk di antaranya selebriti media sosial (selebgram) yang memiliki kecakapan berbicara.

Dalam pelatihan tersebut para peserta akan diberikan bekal keilmuan bahasa isyarat dalam beberapa waktu di Dinas Perpustakaan hingga siap untuk menjadi juru bahasa isyarat.

“Para juru bahasa isyarat itu kemudian akan disalurkan ke setiap organisasi perangkat daerah di wilayah Pemerintah Provinsi Sumsel yang sudah memiliki fasilitas pelayanan publik khusus penyandang disabilitas,” kata dia.

Menurut dia, hal tersebut dilakukan sebab Sumsel yang saat ini sedang mentransformasi pelayanan publik lebih ramah kepada penyandang disabilitas tentu sangat membutuhkan lebih banyak tenaga juru bahasa isyarat.

Juru bahasa isyarat  memiliki tugas sebagai penyampai informasi-komunikasi kepada para penyandang disabilitas yang membutuhkan pelayanan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Hal tersebut seperti yang tengah dilakukan oleh Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel dan dua kantor UPTD Samsat Bapenda.

Ia menyebutkan kedua OPD tersebut sudah memperkerjakan setidaknya satu orang juru bahasa isyarat, sementara beberapa OPD lainnya belum ada sama sekali.

Padahal, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perpustakaan, jumlah penyandang disabilitas tunarungu dan tunawicara yang membutuhkan pelayanan di Sumsel ada sebanyak 10.003 jiwa.

“Jadi gerakan ini perlu kita dorong bersama-sama, karena bermanfaat sebagai gerakan sosial dan peluang menjadi juru bahasa isyarat di instansi pemerintahan masih besar,” tandasnya.