Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 16 fanbase dari fandom-fandom atau klub penggemar K-pop di Indonesia menggalang dana hingga Rp1,4 milyar yang ditujukan untuk membantu masyarakat terdampak bencana di beberapa wilayah baru-baru ini.
Hal ini diungkapkan oleh Kpop4Planet, yang merupakan gerakan kampanye yang dibuat untuk meningkatkan kesadaran akan krisis iklim, dan mengajak penggemar Kpop di seluruh dunia untuk semakin peduli dengan masalah iklim.
"Dari belasan fandom K-pop tersebut terkumpul Rp1,4 milyar yang digunakan untuk membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari para korban bencana," kata Kpop4Planet melalui keterangan yang diterima ANTARA, Rabu.
Sebelumnya, para penggemar K-pop di seluruh dunia telah menunjukkan solidaritas dengan berbagai cara. Mulai dari aksi sabotase kampanye Presiden Trump pada tahun lalu, penggalangan dana untuk kampanye #BlackLivesMatter, serta memprotes demokrasi di Thailand.
Penggemar di Indonesia sendiri menjadi salah satu yang paling aktif dalam memperjuangkan keadilan iklim dan kemanusian. Melalui platform kitabisa.com, para fans berdonasi dengan jumlah yang bervariasi atas nama selebriti yang mereka idolakan sambil mengirimkan doa untuk para korban.
Nurul Sarifah, salah satu pendukung @Kpop4Planet, mengajak para penggemar grup band asal Korea bersama-sama bergerak untuk mencegah dampak perubahan iklim.
Arendeelle, yang menjadi administrator utama fandom Super Junior Elfindonesiacom, juga mengatakan bahwa gerakan kemanusiaan yang dilakukan oleh K-popers ini terinspirasi dari kegiatan kemanusiaan yang sudah banyak dilakukan oleh idola mereka.
“Para penggemar telah terinspirasi oleh sumbangan dan pekerjaan sukarela yang sering dilakukan para idola mereka. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh anggota Super Junior, Siwon Choi, yang menjadi duta UNICEF,” kata dia.
Di tempat lain, Armyteamkalsel, salah satu fandom BTS di Indonesia, mengatakan bahwa donasi yang mereka lakukan adalah bentuk kepedulian terhadap sesama.
Tidak hanya itu, mereka juga mengatakan aksi pengumpulan dana ini juga ingin mematahkan stereotip negatif publik terhadap K-popers.
"Bencana bukan sesuatu yang diharapkan semua orang. Kami berharap donasi ini dapat meringankan beban semua korban dan berharap dengan bencana ini, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menjaga lingkungan agar meminimalisir kerusakan yang disebabkan ulah manusia," sebut mereka.
Sejak September 2020, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika telah menyatakan tentang potensi kejadian cuaca ekstrem di seluruh Indonesia akibat pemanasan global.
BMKG juga menyebut bahwa telah terjadi peningkatan suhu di Indonesia selama 30 tahun terakhir. Peningkatan dari 0,1 ke 1,0 derajat Celcius membawa dampak yang sangat besar.
Organisasi lingkungan, WALHI dan JATAM sempat mengatakan bahwa dampak bencana diperburuk oleh deforestasi akibat industri ekstraktif seperti batu bara dan kelapa sawit, yang menguasai hampir 70 persen wilayah Kalimantan Selatan.