Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku merasa kehilangan atas meninggalnya Syekh Ali Jaber pada Kamis pagi.
"Innalilahi wa inna ilaihi raji'un. Kita kehilangan tokoh penyejuk dan pemersatu umat. Ulama besar Syekh Ali Jaber wafat hari ini," kata Mahfud dalam akun Twitternya yang terpantau di Jakarta, Kamis.
Menurut Mahfud, Syekh Ali Jaber menjadi penyambung aspirasi antara umat dan pemerintah.
"Beliau adalah sahabat baik saya. Karena rendah hati, beliau memanggil saya 'Guru' atau 'Ayah'," tulis Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengaku beberapa hari sebelum diberitakan terinfeksi COVID-19, Syekh Ali Jaber menyambangi ke rumahnya.
"Beliau menghadiahi tasbih, kurma pilihan, buku doa, parfum khas aroma Ka'bah," kata Mahfud.
Syekh Ali Jaber juga memiliki keinginan untuk mencetak sejuta penghafal Al-Qur'an di tanah air.
"Guru, saya mau mencetak sejuta penghafal Qur'an. Tanah dan modal untuk gedung sudah mulai terkumpul; mohon dukungan proses perizinan," kata Mahfud menirukan perkataan Syekh Ali Jaber.
Sebelumnya diberitakan, Pendakwah Syekh Ali Jaber meninggal dunia sebagaimana diinformasikan Yayasan Syekh Ali Jaber dalam akun Instagramnya, @yayasan.syekhalijaber.
"Telah wafat guru kita, Syekh Ali Jaber (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber) di RS Yarsi Hari ini, 14 Januari 2021/1 Jumadil Akhir 1442 H Jam 08.30 WIB dalam keadaan negatif COVID-19,".
Demikian kabar duka yang disampaikan Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber Habib Abdurrahman Alhabsyi, dalam akun Instagram tersebut, Kamis.
Habib Abdurahman memohon untuk mengikhlaskan wafatnya Syekh Ali Jaber dan memohon maaf segala kesalahan semasa hidup.
"Kita ikhlaskan kepulangan beliau kepada Rabbnya. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau. Semoga diterima segala amal shaleh beliau," tulisnya.