Jakarta (ANTARA) - Ketua KPK, Firli Bahuri, mengatakan, dia tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 pada saat melakukan kunjungan ke Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, Minggu (20/6).
Foto dia berbicara kepada umum tanpa mengenakan masker sesuai protokol kesehatan penanganan Covid-19 menyebar di media sosial dan menjadi perbincangan di antara warga jejaring. Hari ini di Jakarta, komisaris jenderal polisi asal Sumatera Selatan itu membantah segala tudingan terkait hal ini.
MAKI menilai tindakan dia bertemu anak-anak tanpa menggunakan masker, serta tidak memastikan anak-anak memakai masker sebagai bentuk dugaan pelanggaran aturan pemerintah terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19.
"Firli tidak dapat membawa dirinya sebagai panutan dan teladan dalam mematuhi aturan dan arahan pemerintah. Firli sebagai penegak hukum seharusnya patuh hukum," kata Koordinator MAKI, Boyamin Saiman.
Atas dasar itu, MAKI meminta Dewan Pengawas KPK untuk melakukan penyelidikan dan memberikan keputusan atas dugaan pelanggaran etika terhadap Firli sesuai ketentuan peraturan yang berlaku, dan menjatuhkan sanksi apabila aduan tersebut terbukti.
Dalam aduan itu, MAKI juga melampirkan bukti-bukti foto Bahuri beserta istri dan anaknya, serta foto sang komisaris jenderal polisi itu saat berdekatan dengan puluhan anak-anak tanpa memakai masker.
Baca juga: Ketua KPK Firli diadukan ke Dewas diduga langgar etik temui warga tanpa masker
Baca juga: Gugus Sumsel minta masyarakat pakai masker walau tak nyaman
"Terkait dengan foto yang tersebar di media, yang menyebutkan bahwa saya tidak mengenakan masker pada saat saya bergiat di luar kota, sebenarnya itu tidak benar. Saya ingin menyampaikan beberapa hal, pertama, saya telah taat aturan dan patuh terhadap anjuran protokol kesehatan yang ditentukan pemerintah," ujar Bahuri, kepada wartawan, di Jakarta, Senin.
Ia berkomentar tentang aduan MAKI ke Dewan Pengawas KPK, terkait dugaan pelanggaran etik dia saat kunjungan ke kampung halamannya itu.
Dalam kunjungan itu, dia --pejabat negara-- diduga melanggar etik tidak mematuhi aturan protokol kesehatan Covid-19, dengan menemui warga, khususnya anak-anak tanpa menggunakan masker.
Ia membantah tudingan, juga dia mengaku telah memakai tiga jenis masker saat melakukan kegiatan itu.
"Saya memakai tiga jenis bentuk masker, E masker yang saya pasang di kantong baju, masker yang saya pasang dan dijepitkan di antara lubang hidung, dan masker N95," ucap dia.
Namun, dia mengakui dalam kunjungannya itu, ada momen dirinya harus membuka masker untuk beberapa saat, seperti ketika hendak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama anak-anak warga sekitar.
Baca juga: Sejak penerapan disiplin masker sudah180 pelanggar di karantina di Asrama Haji Palembang
Baca juga: Desainer Palembang keluarkan desain busana muslim lebaran senada dengan masker
"Ada saat saya buka masker dan masker saya pegang untuk beberapa saat, itu karena saya hendak menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama anak-anak sekitar. Tapi untuk masker E-MASK dan masker yang saya pasang di hidung tetap terpasang," kata dia.
Ia menegaskan bahwa dia mencintai anak-anak. Ia mengatakan kegiatannya menyapa anak-anak dilakukan untuk menyemangati agar mereka tidak patah semangat dan terus mengejar mimpi.
"Semua saya lakukan karena kecintaan dan kepedulian kepada anak sekampung saya. Saya ingin menyemangati anak-anak Indonesia untuk terus semangat meraih mimpinya supaya bisa mengabdi kepada rakyat, bangsa dan negara," kata dia.
Lebih lanjut, dia menyayangkan pihak-pihak yang mengkritisi dia tampil di depan publik tanpa masker tanpa berdasarkan fakta yang utuh. Namun, sebagai Ketua KPK, dia memahami banyaknya kritikan yang dialamatkan kepada dia.
"Itulah perjalanan sebagai pimpinan KPK. Jikapun Odin The All Father turun dari Asgard ke Bumi dan menjadi ketua KPK, pasti akan tetap dikritik. Saya sangat paham pada perhatian ini. Saya berkeyakinan semua atas semangat kecintaan kepada negeri ini," ucap dia.