Tas makrame cantik ini ternyata buatan petani

id Me Machome,Tas,Kreatifitas,Tas anyam rajut

Tas makrame cantik ini ternyata buatan petani

Tas makrame hasil kerajinan Me Machome (ANTARA News Sumsel/Aziz Munajar/Erwin Matondang/18)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Anyaman benang rajut membentuk motif-motif indah ditambah perpaduan warna yang cantik, membuat tas produksi Me Machome terlihat elegan dan cocok dibawa saat kegiatan santai.

Me Machome merupakan merek produksi makrame yang merujuk pada kelompok ibu-ibu petani di Desa T1 Bangun Sari Kecamatan Purwodadi Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan, dimana sudah satu tahun terakhir menggeluti makrame dan telah berkembang menjadi Usaha Kecil Menengah (UKM).

Makrame sendiri diambil dari bahasa turki (Ma-krama/miqramah) yakni kerajinan simpul menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal atau akhir suatu tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai dan jumbai.

"Mereka kami ajak membuat makrame untuk mengisi waktu senggang saat menunggu musim tanam tiba," kata pencetus makrame Me Machome Endang Kurniawati, Minggu.

Endang menceritakan, semula dirinya belajar makrame dari rekannya, lalu ia coba-coba membuat tas rajut sendiri dan tak menyangka ternyata diminati banyak orang, ia pun mulai fokus membuat tas anyam rajut.

Karena pesanan semakin banyak, Endang mengaku tidak sanggup mengerjakan semuanya, apalagi untuk membuat satu buah tas membutuhkan waktu hingga satu minggu, akhirnya Endang mengajak kelompok ibu tani di sekitar rumahnya ikut menggeluti kerajinan tersebut.

Sejak 17 juli 2017 Endang mulai merintis Me Machome, berbekal benang rajut yang ia pasok dari Kota Lubuklinggau, mulailah Endang mengajari kelompok ibu tani cara-cara menyimpul dan merajut benang hingga mengkreasikan motif-motif sampai tas terlihat cantik nan elegan.

"Kekuatan tas rajut ini ada pada motif dan warnanya, jadi ibu-ibu ini selalu berusaha melahirkan moti-motif baru yang cocok dan diminati pembeli, selain tas, kami juga membuat sarung botol minuman, sarung kotak tisu serta tatakan gelas, ke depan kami ingin membuat lebih banyak kerajinan fungsi-guna dari benang rajut ini," ujar Endang.

Ada 12 ibu tani dalam kelompok tersebut, mereka boleh memilih pesanan mana yang ingin dikerjakan dengan mengambil bahan tali rajut dari Endang, setelah tas dibuat dalam waktu 1 - 2 minggu dan terjual, uang hasil penjualan dipotong ongkos modal lalu sebagian diberikan kepada pembuat tas, sementara sisanya dimasukkan untuk kas kelompok.

Selain efektif mengisi waktu senggang, hasil penjualan tas rajut Me Machome juga bisa menambah pemasukan kelompok ibu tani tersebut.

Ia mengaku dalam sebulan bisa menjual 20 pcs lebih tas rajut, dimana para pembeli banyak dari kalangan menengah ke atas, seperti ASN, pengusaha dan anggota legislatif, Me Machome sendiri mematok variasi harga Rp200.000 hingga Rp350.000 bergantung pada ukuran serta corak motif anyamnya.

"Awalnya saya menjual di sekitar kabupaten Musi Rawas saja karena akses pemasaran memang terbatas, namun sekarang sudah bisa jualan via online, bagi masyarakat luar kota bisa membelinya lewat website blanjaku.com dan lapakkoperasi.com, atau via instagram @me_machome," tutur Endang

Endang Menambahkan, tantangan terberat dalam kegiatan makrame atau merajut adalah membuat motif-motif yang berbeda dan memilih warna-warna yang tepat, biasanya tiap pekan anggota kelompok Me Machome berkumpul untuk mendiskusikan ide-ide baru agar hasil makrame semakin digemari.