PENA 98 gelar pameran foto gerakan reformasi

id pena 98,pameran foto,reformasi

PENA 98 gelar pameran foto gerakan reformasi

Arsip: Pengunjung mengamati foto dalam pameran 'Refleksi Gerakan Mahasiswa-Reformasi 1998' di Galeri Cipta II, Jakarta, Senin (8/5/2017). Pameran yang diadakan Persatuan Nasional Aktivis 1998 tersebut bertemakan "Melawan Kebangkitan Orde Baru " dan menampilkan 500 foto aksi mahasiswa 1998, memorabila, diskusi, aksi instalasi dan pemutaran film-film yang berlangsung hingga 6-15 Mei 2017. (ANTARA/Reno Esnir)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) menggelar pameran foto refleksi 20 tahun gerakan reformasi di Graha Pena 98, Kemang, Jakarta Selatan, untuk mengenang, merefleksikan sekaligus menjaga semangat gerakan Reformasi 1998.

"Acara ini merupakan bagian dari kegiatan mengenang gerakan reformasi 20 tahun lalu. Bagi teman-teman aktivis 98 semangat itu masih tetap ada," kata Ketua Panitia Pameran Foto 20 Tahun Reformasi Fendy Mugni saat dijumpai di lokasi pameran foto di Jakarta, Kamis.

Fendy yang dulu ikut berjuang melalui organisasi Forum Kota (Forkot) itu mengatakan pameran yang berlangsung 26 April-21 Mei 2018 ini menampilkan 536 karya foto dari para mahasiswa lintas organisasi yang terlibat perjuangan gerakan reformasi 1998 serta wartawan pada saat itu.

Selain pameran foto, kegiatan refleksi 20 tahun reformasi ini juga akan menghadirkan sembilan sesi diskusi, antara lain refleksi 20 tahun reformasi (27 April), gerakan buruh pascareformasi (28 April), gerakan mahasiswa dari masa ke masa (2 Mei), ekonomi kerakyatan dari rezim ke rezim (5 Mei), media melawan hoaks (7 Mei), politik Indonesia pascareformasi (10 Mei), kedaulatan pangan pascareformasi (13 Mei), membangun kedaulatan energi pascareformasi (16 Mei), tanah untuk rakyat (19 Mei).

Sekjen Pena 98 Adian Napitupulu mengatakan pameran foto ini mengingatkan sekaligus mengajarkan semua pihak atas sejarah terjadinya Reformasi 1998.

"Kita ingat 20 tahun lalu hampir seluruh mahasiswa bergerak dengan tuntutan serupa, sebagai akumulasi kekecewaan terhadap pemerintahan Orde Baru yang bersikap tidak adil, sewenang-wenang terhadap seluruh lapisan rakyat Indonesia," ujar Adian.

Adian yang dulu juga ikut berjuang dalam gerakan reformasi melalui organisasi Forkot mengatakan mahasiswa yang turut berjuang kala itu ibarat anak yatim piatu, karena tidak memiliki beking politik atau kekuasaan dari manapun.

"Saat itu hampir seluruh elite politik, elite kekuasaan mendukung Soeharto kembali menjadi Presiden," ucap Adian, mengenang.

Adian menekankan sesungguhnya gerakan Reformasi 1998 tidak dapat dilihat pada saat Soeharto menyatakan mengundurkan diri tanggal 21 Mei 1998 saja, melainkan akumulasi perjuangan mahasiswa dan rakyat jauh hari sebelum tanggal tersebut.

Dalam pameran foto ini tampak mayoritas foto menampilkan aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dari berbagai kota, di Jakarta.

Tampak pula beberapa foto yang menunjukkan aksi mahasiswa kala berhadapan dengan aparat kepolisian dan tentara.