Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan tingkat kepuasan publik atau approval rating terhadap dia sempat melorot di masa-masa awal pemerintahannya akibat kebijakan memotong subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Kembali ke 10 tahun yang lalu, saya ingat dulu saat pengalihan subsidi BBM, subsidinya kita potong tetapi harganya tentu naik," ujar Presiden saat berpidato dalam pembukaan Kompas 100 CEO Forum di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Jumat siang dipantau secara daring di Jakarta.
Jokowi mengatakan, saat itu tingkat kepuasan publik terhadap dia melorot dari 72 persen menjadi 43 persen akibat kebijakannya tersebut.
"Saat itu, saya ingat approval rating saya 72 (persen) karena menaikkan BBM jatuh melorot menjadi 43 persen, tetapi sudah saya hitung ya itu sebuah risiko yang harus saya ambil, memutuskan sesuatu yang memang kita rencanakan kita ukur, dan berani atau tidak, saya putuskan berani. Jatuh ke 72 (persen), jatuh ke 43 (persen)," ucapnya.
Berita Terkait
Presiden jengkel kemenangan di depan mata timnas Indonesia sirna
Jumat, 11 Oktober 2024 16:26 Wib
Jokowi resmikan Istana Negara IKN
Jumat, 11 Oktober 2024 15:48 Wib
Presiden: Realisasi jalan desa 366.000 km masih kurang
Jumat, 11 Oktober 2024 15:01 Wib
Dasco sebut adapembicaraan kabinet dalam pertemuan Prabowo dan Jokowi
Rabu, 9 Oktober 2024 13:06 Wib
Pembangunan IKN sebagai strategi besar membangun kekuatan ekonomi
Selasa, 8 Oktober 2024 8:52 Wib
Presiden Jokowi ajak semua negara respons cepat serangan Israel ke Lebanon
Kamis, 26 September 2024 13:01 Wib
Presiden Jokowi kutuk keras serangan Israel ke Lebanon
Rabu, 25 September 2024 13:09 Wib
Presiden: Indonesia masuki babak baru negara industri via hilirisasi
Selasa, 24 September 2024 11:36 Wib