Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas angkutan dalam rangka mempercepat monetisasi cadangan batu bara. Dengan cadangan batu bara sebesar 2,98 miliar ton dan sumber daya 5,81 miliar ton, PTBA merupakan salah satu pengelola kekayaan batu bara terbesar di Indonesia.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail mengatakan, peningkatan kapasitas angkutan merupakan langkah strategis untuk mendukung kinerja Perusahaan.
"Peningkatan kapasitas angkutan merupakan salah satu upaya PTBA untuk menjaga ketahanan energi nasional, menghadirkan energi tanpa henti untuk negeri," kata Arsal.
Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton.
Guna memenuhi target tersebut, PTBA menjalin kerja sama dengan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak perusahaan PT Titan Infra Energy Group yang bergerak di bidang jasa pelabuhan muat batu bara.
Melalui kerja sama itu, SDJ akan menyediakan jasa logistik untuk pengangkutan batu bara dari Pelabuhan Muat Sungai Musi sampai ke mother vessel di Pelabuhan Tanjung Kampeh. Volume pengangkutan batu bara ditargetkan mencapai sekitar 2,5 juta ton pada tahun ini.
"Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan realisasi pengangkutan dan penjualan batu bara PTBA, sehingga secara langsung dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan," ujar Arsal.
Untuk peningkatan kapasitas angkutan dalam jangka menengah dan panjang, PTBA telah menyepakati kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI dalam pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim Baru – Keramasan pada 12 Oktober 2023 lalu. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas angkutan batu bara PTBA hingga 20 juta ton per tahun. Groundbreaking fasilitas penanganan batu bara telah dilakukan PTBA pada 30 Desember 2023.
"Dengan upaya-upaya peningkatan kapasitas angkutan batu bara tersebut, PTBA bisa terus berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional," tutup Arsal.