Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apakasindo) Moeldoko menilai salah satu penyebab hilirisasi kelapa sawit masih rendah yakni berkisar 20-30 persen dari potensi yang ada, adalah kurangnya produktivitas sawit rakyat.
"Untuk dapat memaksimalkan pengembangan industri sawit ke depan, ada tiga tantangan yang harus dapat kita jawab bersama-sama. Pertama, masih rendahnya produktivitas sawit rakyat," katanya dalam Dialog Menata Masa Depan Kelapa Sawit Indonesia secara daring di Jakarta, Kamis.
Upaya lain yang bisa dilakukan untuk menggenjot hilirisasi sawit, lanjutnya, berkaitan dengan status lahan petani yang banyak masuk kawasan hutan. Sedangkan, upaya ketiga adalah keberlanjutan usaha.
Moeldoko mencatat tandan buah segar (TBS) sawit rakyat saat ini masih berkisar 0,6 ton hingga 1,2 ton per hektare per bulan dengan kandungan CPO 2,8 ton sampai 3,4 ton per hektare per tahun. Sementara, TBS kebun korporasi dapat mencapai 4,2 ton sampai 4,5 ton CPO per hektare per tahun.
Dari sisi hilirisasi industri berbasis kelapa sawit Indonesia masih berada di level medium untuk minyak olahan atau refined oil. Sedangkan, untuk hilirisasi lanjutan seperti biodiesel juga masih terbatas, apalagi yang berkaitan dengan oleochemical.
Padahal, luas perkebunan sawit Indonesia mencapai 16,4 juta ha yang 42 persen atau 6,87 juta ha merupakan usaha perkebunan rakyat yang melibatkan 16 juta petani. Dari sisi ekspor, sebanyak 73,8 persen ekspor produk pertanian pada 2022 disumbang oleh industri kelapa sawit.
"Ke depan, kontribusi sawit dalam pembangunan nasional berpotensi meningkat lebih besar lagi, terutama melalui pengembangan hilirisasi produk sawit," ujarnya.
Adapun upaya pemerintah dalam memperkuat hilirisasi salah satunya melalui program mandatori biodiesel yang telah dimulai sejak 2015 yang dilakukan bertahap mulai dari B15, B20, dan B30. Pemerintah juga berencana untuk menerapkan B40, B50, hingga B100.
Tak hanya itu, Indonesia juga berencana mengembangkan pilot project kelapa sawit sebagai bahan bakar dari limbah yang diharapkan dapat meningkatkan bauran energi terbarukan biomassa untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Berita Terkait
Harga beli TBS di Bengkulu Rp2,57 ribu per kilogram
Jumat, 3 Mei 2024 19:49 Wib
Sempet tembaki satpam, maling motor kabur tanpa motor curiannya
Senin, 29 April 2024 15:23 Wib
Perahu motor tabrak kapal angkut kelapa, tiga penumpang tenggelam
Minggu, 4 Februari 2024 21:41 Wib
OJK dorong pencarian skema baru pembiayaa kelapa sawit di Sumsel
Selasa, 30 Januari 2024 12:36 Wib
Ogan Komering Ulu terima DBH kelapa sawit 2023 Rp10 miliar
Kamis, 25 Januari 2024 20:47 Wib
Polisi selidiki kematian petani Aceh Barat Daya di kebun kelapa sawit
Jumat, 12 Januari 2024 9:56 Wib
Periode 1-15 Desember harga CPO meningkat 5,94 persen
Sabtu, 2 Desember 2023 10:12 Wib
Sumsel peroleh dana bagi hasil sawit senilai Rp51,2 miliar
Kamis, 16 November 2023 21:11 Wib