Dari sisi hilirisasi industri berbasis kelapa sawit Indonesia masih berada di level medium untuk minyak olahan atau refined oil. Sedangkan, untuk hilirisasi lanjutan seperti biodiesel juga masih terbatas, apalagi yang berkaitan dengan oleochemical.
Padahal, luas perkebunan sawit Indonesia mencapai 16,4 juta ha yang 42 persen atau 6,87 juta ha merupakan usaha perkebunan rakyat yang melibatkan 16 juta petani. Dari sisi ekspor, sebanyak 73,8 persen ekspor produk pertanian pada 2022 disumbang oleh industri kelapa sawit.
"Ke depan, kontribusi sawit dalam pembangunan nasional berpotensi meningkat lebih besar lagi, terutama melalui pengembangan hilirisasi produk sawit," ujarnya.
Adapun upaya pemerintah dalam memperkuat hilirisasi salah satunya melalui program mandatori biodiesel yang telah dimulai sejak 2015 yang dilakukan bertahap mulai dari B15, B20, dan B30. Pemerintah juga berencana untuk menerapkan B40, B50, hingga B100.
Tak hanya itu, Indonesia juga berencana mengembangkan pilot project kelapa sawit sebagai bahan bakar dari limbah yang diharapkan dapat meningkatkan bauran energi terbarukan biomassa untuk mencapai target net zero emission pada 2060.