Selain proyek DME, untuk mendorong hilirisasi dan percepatan peningkatan nilai tambah batu bara dilakukan juga pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di mulut tambang kawasan Kabupaten Muara Enim, Sumsel.
Selama ini batu bara produksi PT BA dikirim ke luar Sumsel untuk mendukung pasokan energi nasional seperti ke PLTU di Jawa Timur.
Dengan adanya PLTU mulut tambang, sebagian batu bara Muara Enim bisa digunakan untuk pembangkit tersebut dan memiliki nilai tambah.
Batu bara yang selama ini hanya dijual begitu saja ke pembangkit, dengan adanya PLTU di sekitar lokasi tambang, dapat diolah menjadi energi listrik.
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2X620 MW tersebut merupakan proyek strategis PT BA dengan nilai mencapai 1,68 miliar dolar Amerika Serikat (USD).
PLTU itu merupakan bagian dari proyek 35.000 Megawatt (MW) dan dibangun oleh PT BA melalui PT Huadian Bukit Asam Power sebagai independent power producer (IPP).
PT HBAP sendiri merupakan konsorsium antara PT BA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Pembangunan proyek PLTU mulut tambang itu membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun.
Adanya proyek yang mendorong hilirisasi dan percepatan peningkatan nilai tambah batu bara, perlu juga diimbangi peningkatan produksi bahan baku energi ini.
Peningkatan produksi batu bara masih sangat memungkinkan karena di wilayah Sumsel terdapat cadangan batu bara yang cukup besar, kata Asral Ismail.