Meidyatama Suryodiningrat, dari jurnalis ke juru diplomasi di Rumania

id Meidyatama Suryodiningrat,dubes,presiden jokowi,berita sumsel, berita palembang,mantan dirut antara

Meidyatama Suryodiningrat, dari jurnalis ke juru diplomasi di Rumania

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Rumania merangkap Republik Moldova Meidyatama Suryodiningrat bercengkrama dengan ibu, istri, dan ketiga anaknya setelah dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara Jakarta pada Senin (26/6/2023). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Awalnya jurnalis

Dimas sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara sejak 22 Januari 2016 hingga saat ini.

Sebelum menjadi Dirut LKBN Antara, ia adalah Pemimpin Redaksi Harian The Jakarta Post selama 6 tahun dan anggota Direksi PT Bina Media Tenggara, penerbit harian berbahasa Inggris tersebut.

Ia telah bergabung dengan Jakarta Post sejak 1993 dan menekuni karier di bidang jurnalistik hingga menjadi pemred harian berbahasa Inggris itu. Pria kelahiran Jakarta 12 Desember 1967 tersebut juga pernah menjalani karier sebagai analis sebuah firma konsultan strategis di Jakarta yang berhubungan dengan pemerintah dan kemasyarakatan.

Dimas mendapatkan gelar sarjana jurusan Ilmu Politik dan Sejarah dari Carleton University di Ottawa, Universitas Harvard, serta pascasarjana di Universitas Dalhousie.

Lebih dari 20 tahun berkarier di jurnalistik, Dimas memang aktif menulis terutama berkaitan dengan isu-isu sosial politik dan kebijakan luar negeri.

Ia diketahui menjadi kontributor bagi sejumlah jurnal, termasuk "ASEAN at the Crossroads of Regionalism", in Emerging China – Prospects for Partnership in Asia, Routledge, 2012 (expected publication date); "ASEAN Regional Forum 2011: China and the United States" in Asia Pacific Bulletin, No. 127, Aug. 4. 2011; "US Rapprochement with Indonesia: From Problem State to Partner" in Contemporary Southeast Asia, Vol. 32, No. 3, Dec. 2010; The Voice of Reason, Kompas-Gramedia Group, 2008; dan "Flirting with Democracy: Will Indonesia Go Forward or Back?", Asia Special Report, Woodrow Wilson International Centre for Scholars, 2004.

Saat menjadi Pemred The Jakarta Post, harian itu dengan terang-terangan menyebut mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pemilu Presiden 2014. Hal itu bisa dilihat dalam editorialnya yang berjudul “Endorsing Jokowi”.

Pada Desember 2015, Presiden Joko Widodo lalu memanggil Dimas untuk memperbaiki kinerja Antara.

"Pak Jokowi tampaknya menginginkan sesuatu yang mengarah ke depan. Biarpun ini lembaga pemberitaan resmi pemerintah, ia mengatakan, 'Saya tak minta didukung, saya hanya ingin Antara menjalankan fungsinya untuk mengabarkan pemerintah'," kata Dimas, menirukan perkataan Presiden Jokowi.