Dinkes Palembang: Puskesmas ujung tombak kendalikan tuberkulosis

id puskesmas kendalikan tbc,kasus tbc palembang tahun 2022,sputum,dinkes palembang,pemkot palembang,berita palembang

Dinkes Palembang: Puskesmas ujung tombak kendalikan tuberkulosis

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Palembang Yudhi Setiawan di Palembang, Selasa (13/12/2022). (ANTARA/Ahmad Rafli Baiduri)

Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Palembang, Sumatera Selatan, menjadikan puskesmas sebagai ujung tombak pengendalian dan pencegahan penyakit menular tuberkulosis (TB), karena suspek TB mudah menyebar melalui batuk berdahak (sputum).

"Puskesmas menjadi ujung tombak untuk mengendalikan dan mencegah penyakit TB, oleh karena itu petugas puskesmas pun selain melakukan sosialisasi juga mencari orang-orang suspek TB untuk memutus mata rantai penularan," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Palembang Yudhi Setiawan di Palembang, Selasa.

Puskesmas bertugas mencari dan melacak kasus-kasus TB sebanyak mungkin di mana saja di wilayah kerjanya.

Pemerintah secara nasional menargetkan Indonesia bebas dari tuberkulosis dan memberikan berbagai fasilitas pengobatan TB secara gratis di puskesmas dan rumah sakit.

Ia menjelaskan ciri penyakit TB ini adalah batuk tidak berhenti hingga enam bulan, dan batuk berdahak dari paru jika terkena kepada orang lain bisa menularkan TB, terutama dalam keluarga dan satu rumah apalagi terhadap anak balita cukup rentan.

Puskesmas-puskesmas di seluruh Kota Palembang telah ditetapkan sebagai tempat berobat TB secara gratis sesuai program nasional. Puskesmas ini telah dilengkapi obat-obatan tuberkulosis yang cukup bagus.

Namun untuk penyembuhan TB hingga tuntas pasien yang terkena harus meminum obat secara teratur dan tak boleh berhenti selama enam bulan sehingga tidak terjadi resistensi obat (kekebalan obat).

"Jika hanya meminum obat TB kurang dari enam bulan atau terputus dua atau tiga bulan, maka si penderita TB akan kambuh lagi atau terpaksa meminum obat tidak terputus selama setahun atau bahkan lebih," ujarnya.

Dinkes Palembang memprakirakan kasus TB pada tahun 2022 sebanyak 9.548 orang, namun hanya ditemukan 6.503 orang yakni TB sensitif obat 6.408 orang dan TB resistensi obat 95 orang atau 68,1064 persen.

Sedangkan pada tahun 2021 prakiraan kasus TB 9.560 orang ternyata hanya ditemukan 5.038 orang yakni TB sensitif obat 4.993 orang dan TB resistensi obat 45 orang atau 52,7009 persen.