Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia mengatakan seorang ibu hamil yang terpapar HIV/AIDS berisiko melahirkan anak stunting.
Mardalena Wati Yulia dalam keterangannya di Pekanbaru, Sabtu, menyebutkan perilaku seks bebas, berisiko terjangkit HIV/AIDs yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
"HIV/AIDS adalah penyakit menular yang kronis, dapat ditularkan melalui darah, cairan tubuh dari ibu ke anak. Remaja harus menghindarinya agar tidak mengalami kerugian pada masa depan," katanya.
Sebab, seseorang yang terpapar HIV/AIDS malas makan, kalau sudah malas makan kebutuhan gizi tidak terpenuhi, apa jadinya nanti jika seorang calon ibu akan hamil dan melahirkan sementara kondisinya terpapar HIV AIDS?" kata Mardalena.
Ia menjelaskan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Mardalena mengatakan kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
Ia mengatakan, untuk mencegah terjadinya stunting perlu digencarkan program Promosi dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan memberikan pengetahuan yang komprehensif kepada remaja tentang penyiapan kehidupan berkeluarga.
"Remaja adalah generasi penerus bangsa dan setelah menikah mereka akan menjadi calon Pasangan Usia Subur (PUS) yang perlu memahami perannya sebagai calon orang tua dalam menghasilkan generasi/SDM yang berkualitas," katanya.
Karenanya, katanya lagi, remaja perlu dibekali dengan pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual agar mereka bisa terhindar dari perilaku seks bebas.