Berlin (ANTARA) - Tekanan pada Eropa untuk mengamankan pasokan gas alternatif meningkat pada Kamis (12/5/2022) karena Moskow memberlakukan sanksi pada anak perusahaan Eropa Gazprom sehari setelah Ukraina menghentikan rute transit gas utama.
Harga gas melonjak, dengan patokan utama Eropa naik 12 persen karena pembeli gelisah oleh meningkatnya ancaman terhadap pasokan Eropa mengingat ketergantungannya yang tinggi pada Rusia.
Moskow telah menangguhkan pasokan ke Bulgaria dan Polandia dan negara-negara berlomba untuk mengisi cadangan gas yang semakin menipis sebelum musim dingin.
Rusia memberlakukan sanksi Rabu (11/5/2022) malam terutama pada anak perusahaan Eropa Gazprom termasuk Gazprom Germania, sebuah bisnis perdagangan, penyimpanan dan transmisi energi yang ditempatkan Jerman di bawah perwalian bulan lalu untuk mengamankan pasokan.
Rusia juga menempatkan sanksi pada pemilik bagian Polandia dari pipa Yamal-Eropa yang membawa gas Rusia ke Eropa.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada hubungan dengan perusahaan yang terkena dampak dan mereka juga tidak dapat mengambil bagian dalam memasok gas Rusia.
Entitas yang terkena dampak, terdaftar di situs web pemerintah Rusia, sebagian besar berbasis di negara-negara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina, kebanyakan dari mereka adalah anggota Uni Eropa.
Jerman, klien utama Rusia di Eropa, mengatakan beberapa anak perusahaan Gazprom Germania tidak menerima gas karena sanksi tersebut.
"Gazprom dan anak perusahaannya terpengaruh," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck kepada majelis rendah Bundestag. "Ini berarti beberapa anak perusahaan tidak lagi mendapatkan gas dari Rusia. Tapi pasar menawarkan alternatif."
Daftar ini juga mencakup fasilitas penyimpanan gas terbesar Jerman di Rehden di Lower Saxony, dengan kapasitas 4 miliar meter kubik dan dioperasikan oleh Astora, serta Wingas, pedagang yang memasok industri dan utilitas lokal.
Wingas mengatakan akan terus beroperasi tetapi akan mengalami kekurangan. Saingannya Uniper, VNG atau RWE bisa menjadi sumber pasokan potensial ke pasar. Aliran gas Rusia ke Jerman berlanjut melalui pipa Nord Stream 1 di bawah Laut Baltik.
Jika perusahaan yang terkena sanksi tidak dapat beroperasi, perusahaan lain seperti utilitas gas dapat mengambil alih kontrak, yang kemungkinan akan melibatkan persetujuan persyaratan baru dengan Gazprom, termasuk untuk pembayaran, kata Henning Gloystein, direktur di Eurasia Group.
"Ini mungkin yang dimaksudkan Gazprom di sini, selain mengirim sinyal pembalasan (untuk sanksi UE)," tambahnya.
Gazprom mengatakan tidak akan lagi dapat mengekspor gas melalui Polandia melalui pipa Yamal-Eropa setelah sanksi terhadap EuRoPol Gaz, yang memiliki bagian Polandia.
Pipa tersebut menghubungkan ladang gas Rusia di Semenanjung Yamal dan Siberia Barat dengan Polandia dan Jerman, melalui Belarusia, dan memiliki kapasitas 33 miliar meter kubik (bcm), sekitar seperenam dari ekspor gas Rusia ke Eropa.
Namun, gas telah mengalir ke timur melalui pipa dari Jerman ke Polandia selama beberapa minggu, memungkinkan Polandia - yang terputus dari pasokan Rusia bersama dengan Bulgaria bulan lalu karena menolak untuk mematuhi mekanisme pembayaran baru - untuk meningkatkan persediaan.
Berita Terkait
Pertamina ajak konsumen cek kualitas BrightGas dengan scan barcode
Kamis, 14 November 2024 19:41 Wib
Polisi ungkap dua kasus gas elpiji oplosan
Jumat, 8 November 2024 13:32 Wib
KPKpanggil analis trading Pertamina soal pengadaan gas alam cair
Senin, 28 Oktober 2024 16:52 Wib
KPK sidik aspek legal jual-beli gas antara PGN dan PT IAE
Kamis, 17 Oktober 2024 9:59 Wib
Dinas ESDM Sumsel: Palembang mulai beralih ke jaringan gas pada 2025
Selasa, 17 September 2024 13:26 Wib
5.000 jaringan gas bumi untuk warga akan layani warga Muara Enim
Jumat, 13 September 2024 13:18 Wib
OKU Timur sosialisasikan kelayakan Program Jaringan Gas rumah tangga
Rabu, 11 September 2024 21:03 Wib
Muara Enim akan perluas jaringan gas rumah tangga
Rabu, 11 September 2024 8:47 Wib