Pasar tradisional Palembang mulai berlakukan minyak goreng satu harga
Sumatera Selatan (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Palembang, Sumatera Selatan menyebut pasar tradisional di kota itu sudah mulai memberlakukan penjualan minyak goreng kemasan dengan satu harga sebagaimana ketentuan dari Kementerian Perdagangan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang Raimon Lauri di Palembang, Rabu mengatakan,
minyak goreng yang dijual pedagang pasar tradisional dengan satu harga ialah minyak goreng kemasan sederhana senilai Rp13.500 per liter.
"Contohnya hari ini ditemukan di Pasar Tangga Buntung, pedagang sudah menjual minyak goreng kemasan sederhana kebijakan satu harga senilai Rp13.500. Kemudian beberapa pasar lain yang akan kami cek lagi informasinya juga demikian," kata Raimon saat meninjau operasi pasar minyak goreng murah di Pasar Tangga Buntung, Kelurahan 35 Ilir, pada Rabu.
Menurut Raimon, pihaknya menemukan beberapa pedagang di pasar tersebut yang menjual minyak goreng kemasan sederhana kebijakan satu harga senilai Rp13.500.
Namun, karena pasokan yang diterima pedagang dari distributor jumlahnya terbatas jadi minyak goreng itu langsung habis diborong oleh masyarakat setempat dalam kurun waktu kurang dari sepekan.
"Ya tidak berlangsung lama karena pasokannya sangat sedikit ketika mereka (pedagang) menjualnya langsung habis, yang pasokannya stabil bisa didapatkan masyarakat di pasar retail modern," katanya.
Diharapkan program pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) dari pemerintah pusat untuk setiap daerah bisa segera terealisasi sehingga penyalurannya stabil.
Di mana, ada sekitar 20-25 juta liter
minyak goreng jatah untuk mensuplai kebutuhan masyarakat Palembang dari total sekitar 26 juta liter yang disalurkan ke Sumatera Selatan.
"Ya itulah harapan supaya minyak goreng ini bisa stabil," kata dia.
Sebab, kata Raimon, jumlah distibusi minyak goreng dipasaran Palembang saat ini kurang dari angka kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kebutuhan rumah tangga di Palembang untuk minyak goreng itu sekitar 1,4 juta liter per bulan dan sekitar 400 ribu liter untuk keperluan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kuliner.
"Atau paling tidak 60 ribu liter minyak goreng per hari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Palembang. Nah sekarang yang ada di pasar kurang dari jumlah itu," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Palembang Raimon Lauri di Palembang, Rabu mengatakan,
minyak goreng yang dijual pedagang pasar tradisional dengan satu harga ialah minyak goreng kemasan sederhana senilai Rp13.500 per liter.
"Contohnya hari ini ditemukan di Pasar Tangga Buntung, pedagang sudah menjual minyak goreng kemasan sederhana kebijakan satu harga senilai Rp13.500. Kemudian beberapa pasar lain yang akan kami cek lagi informasinya juga demikian," kata Raimon saat meninjau operasi pasar minyak goreng murah di Pasar Tangga Buntung, Kelurahan 35 Ilir, pada Rabu.
Menurut Raimon, pihaknya menemukan beberapa pedagang di pasar tersebut yang menjual minyak goreng kemasan sederhana kebijakan satu harga senilai Rp13.500.
Namun, karena pasokan yang diterima pedagang dari distributor jumlahnya terbatas jadi minyak goreng itu langsung habis diborong oleh masyarakat setempat dalam kurun waktu kurang dari sepekan.
"Ya tidak berlangsung lama karena pasokannya sangat sedikit ketika mereka (pedagang) menjualnya langsung habis, yang pasokannya stabil bisa didapatkan masyarakat di pasar retail modern," katanya.
Diharapkan program pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) dari pemerintah pusat untuk setiap daerah bisa segera terealisasi sehingga penyalurannya stabil.
Di mana, ada sekitar 20-25 juta liter
minyak goreng jatah untuk mensuplai kebutuhan masyarakat Palembang dari total sekitar 26 juta liter yang disalurkan ke Sumatera Selatan.
"Ya itulah harapan supaya minyak goreng ini bisa stabil," kata dia.
Sebab, kata Raimon, jumlah distibusi minyak goreng dipasaran Palembang saat ini kurang dari angka kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kebutuhan rumah tangga di Palembang untuk minyak goreng itu sekitar 1,4 juta liter per bulan dan sekitar 400 ribu liter untuk keperluan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) kuliner.
"Atau paling tidak 60 ribu liter minyak goreng per hari yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Palembang. Nah sekarang yang ada di pasar kurang dari jumlah itu," ujarnya.