Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan mendukung para pelestari kebudayaan dan benda-benda pusaka di kota ini untuk tetap eksis, seperti mereka yang tergabung dalam komunitas Palembang Pusaka Sriwijaya (PPS).
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda di Palembang, Rabu mengatakan, sebagai bentuk dukungan dari pemerintah, komunitas tersebut bakal dilibatkan secara penuh di semua ajang yang diselenggarakan Pemerintah Kota Palembang.
"Ada banyaknya event yang akan diselenggarakan oleh Pemerintah kota Palembang di tahun ini, PPS juga dapat terlibat penuh dalam event-event tersebut untuk memamerkan benda-benda pusaka yang selama ini menjadi koleksi setiap anggota," kata dia dalam rilis yang diterima di Palembang.
Menurut dia, dukungan tersebut sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah karena para anggota komunitas itu selain mengkoleksi benda-benda pusaka Palembang zaman dulu mereka juga menjadi aktor pelestarian kebudayaan.
"Kami menyambut baik mereka sehingga kebudayaan yang melekat pada benda-benda pusaka peninggalan Palembang zaman dulu yang bersejarah itu bisa tetap dilestarikan dan tidak punah," ujarnya.
Menurut dia, benda-benda pusaka yang disimpan oleh komunitas PPS Kota Palembang tersebut memiliki nilai-nilai sejarah yang tidak ternilai harganya.
Seperti mulai dari keris, piring, manik-manik dan lain-lain yang menjadi peninggalan era Kerajaan Sriwijaya dan masyarakat Kota Palembang zaman dulu.
"Kami belum melihat secara langsung, tetapi kami berharap nanti benda-benda pusaka itu bisa ikut ditampilkan," kata dia.
Sementara, Ketua PPS kota Palembang Surya Negara mengatakan, anggota komunitasnya berjumlah 50 orang. Masing-masing dari mereka menyimpan 10 - 15 benda pusaka, bahkan ada juga yang mencapai 100 hingga 1.000 benda pusaka.
Berbagai jenis benda pusaka itu, menurutnya, disimpan serta dirawat oleh setiap anggota dengan baik seperti senjata pedang dan tombak yang digunakan masyarakat zaman dulu. Begitupun beberapa benda lainnya yang merupakan peninggalan para petuah adat ataupun di golongan tertentu yang memberikan simbol spesial.
"Jadi bukan hanya senjata tapi juga yang nonpusaka mulai dari pakaian sampai ke aksesoris seperti kain, tanjak, kalung, ataupun benda yang pernah dimiliki oleh para petinggi adat atau kepala," tandasnya.