Warga Palembang serbu operasi pasar minyak goreng Rp14.000 per liter

id operasi pasar,operasi pasar minyak goreng,harga minyak goreng,harga cpo

Warga Palembang serbu operasi pasar minyak goreng Rp14.000 per liter

Warga membeli minyak goreng dalam kegiatan operasi pasar yang dilakukan Pemprov Sumsel bekerja sama dengan distributor di Pasar Alang-Alang Lebar, Palembang, Rabu (12/1/22). (ANTARA/Dolly Rosana)

Saat ini memang sudah turun jadi 18.000 per liter untuk merek Fortune, tapi itu masih mahal dari biasanya Rp12.000 per liter
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar operasi pasar minyak goreng dengan menggandeng distributor PT Indokarya Internusa dengan menjual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.

Pada operasi pasar di Pasar Alang-Alang Lebar, Palembang, Rabu, ratusan warga setempat berkumpul sejak pagi untuk membeli minyak goreng dengan menggunakan kupon sembako yang dibagikan pemerintah. Setiap warga dibatasi hanya membeli dua liter minyak goreng seharga total Rp28.000.

Kepala Dinas Perdagangan Ahmad Rizali mengatakan operasi pasar ini dilakukan untuk menurunkan harga minyak goreng yang mana saat ini masih di kisaran Rp18.000-Rp19.000 per liter untuk jenis kemasan.

“Ini merupakan operasi pasar kedua, sebelumnya sudah dilakukan pada akhir tahun,” kata dia.

Operasi pasar jilid pertama dilakukan Pemprov Sumsel pada 22-28 Desember 2021 dengan menjual total 25,2 ton minyak goreng bekerja sama dengan PT Indo Karya Internusa di 19 lokasi Kota Palembang dan sekitarnya.

Sementara pada operasi pasar kedua ini, Pemprov kembali melanjutkan kerja sama dengan distributor tersebut dengan menyalurkan 52 ton minyak goreng di 19 titik yang tersebar di Palembang dan sekitarnya. Tiap lokasi diberikan kuota 1-4 ton, 12-28 Januari 2022.

Ke-19 titik itu, Pasar Alang-Alang Lebar (12 Januari), Pasar Tangga Buntung (13 Januari), Pasar 10 Ulu (14 Januari), Pasar Kayuagung (17 Januari), Pasar Inderalaya (18 Januari), Pasar Kenten Laut (19 Januari), Pasar Modern Plaju (20 Januari), Pasar Yada (21 Januari), Pasar Sako Semabor (21 Januari).

Kemudian, Pasar Kebon Semai (24 Januari), Pasar Sekip Ujung (24 Januari), Pasar Gelumbang (24 Januari), Pasar 3-4 Ulu (25 Januari), Pasar 16 Ilir (26 Januari), Kantor Disdag Sumsel (26 Januari), Pasar Kertapati (27 Januari), Pasar Maskerebet (28 Januari) dan Kantor Wali Kota Palembang (28 Januari).

Baca juga: Harga kebutuhan pokok masih tinggi di Palembang, minyak goreng Rp18.500 per Kg

Pada operasi pasar jilid kedua ini, pemprov juga menjual kebutuhan pokok penting lainnya dengan harga murah, yakni beras medium Rp9.000 per Kg dengan kuota 60 ton, gula pasir Rp12.500 per Kg dengan kuota 1 ton dan beras bervitamin Rp15.000 per Kg dengan kuota 500 Kg.

Manajer Operasional PT Indokarya Internusa, Liana, mengatakan pihaknya menyalurkan minyak goreng dengan harga murah ke warga Sumsel ini untuk mengikuti arahan dari Kementerian Perdagangan bagi para distributor.

Sejak November 2021, perusahaan ini menyalurkan minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

“Total yang kami siapkan ada 1 juta ton, dan sebagian sudah tersalurkan di Sumsel dan Sumut,” kata Liana.

Riana, salah seorang warga Alang-Alang Lebar, mengatakan, dirinya berterima kasih atas adanya operasi pasar ini karena sempat membeli minyak goreng seharga Rp25.000 per liter pada akhir tahun lalu.

“Saat ini memang sudah turun jadi 18.000 per liter untuk merek Fortune, tapi itu masih mahal dari biasanya Rp12.000 per liter,” kata dia.

Baca juga: Pemkot Palembang segera panggil distributor kebutuhan pokok

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru yang turut menyaksikan kegiatan pasar murah itu mengharapkan gejolak harga minyak goreng ini dapat teratasi mengingat Sumsel merupakan daerah penghasil CPO.

“Ini ada suatu ironi, bagaiman suatu daerah yang menghasilkan CPO, justru minyak goreng di sini mahal. Saya meminta adanya kebijakan dari pemerintah pusat, salah satunya operasi pasar ini,” kata Herman Deru.

Ia pun menggingatkan para pelaku eksportir minyak sawit untuk lebin mengutamakan kepentingan dalam negeri, atau tidak sebatas mengejar keuntungan.

“Memang harga ekspor sedang bagus, tapi juga dipikirkan warga yang menjadi tempat menghasil sawit ini. Mereka juga ingin menikmati harga minyak goreng yang murah,” kata Herman Deru.

Harga komoditas minyak goreng menjadi sorotan karena melonjak sejak sejak awal Desember. Puncaknya pada akhir tahun 2021 yang sempat menyentuh Rp25.000 per liter.

Namun, memasuki awal pekan tahun 2022, harga bergerak turun di pasaran tradisional Palembang, yang mana saat ini menyentuh kisaran Rp18.000-19.000 per liter.

Baca juga: Mendag: Produksi minyak goreng murah direncanakan pekan ini


 

Harga kebutuhan pokok di Sumsel