Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berorientasi ekspor agar dapat berkontribusi mendorong pertumbuhan ekonomi yang tertekan akibat pandemi COVID-19.
“UMKM sangat penting bagi perekonomian sehingga pemerintah sangat serius untuk terus membantu meningkatkan peran UMKM,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfriman dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Luky menyatakan ini dilakukan karena UMKM berorientasi ekspor memiliki multiplayer efek mulai dari menciptakan lapangan pekerjaan hingga meningkatkan angka Produk Domestik Bruto (PDB).
“Jangan lupa kita juga bicara tentang pemerataan itu lah antara lain keuntungan bagaimana kita memberdayakan UMKM,” ujarnya.
Di sisi lain, Luky mengatakan UMKM termasuk yang berorientasi ekspor terkena tekanan sangat berat oleh keberadaan pandemi COVID-19 karena perdagangan global mengalami pelemahan.
“Kalau kita lihat angkanya terjadi penurunan yang cukup signifikan. Ekspor kita di semester I itu hanya mencapai 76,41 miliar dolar AS,” katanya.
Oleh sebab itu, ia menuturkan pemerintah meluncurkan berbagai program dalam rangka mendukung pelaku UMKM agar tetap dapat mempertahankan usahanya di tengah krisis pandemi.
Ia menyebutkan pemerintah memiliki program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang di dalamnya terdapat kebijakan mendukung UMKM dengan menelan anggaran sebesar Rp123,46 triliun.
Program-program dukungan untuk UMKM yang masuk dalam PEN meliputi penempatan dana pemerintah di bank, pembiayaan investasi LPDB, PPh Final UMKM ditanggung pemerintah (DTP), dan subsidi bunga.
Tak hanya itu, pemerintah juga memiliki program lain yakni menugaskan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk meningkatkan ekspor dari UMKM melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 372/KMK.08/2020.
Tujuan dari dikeluarkannya KMK tersebut adalah agar UMKM berorientasi ekspor bisa mendapat kredit modal kerja dan investasi agar mampu meningkatkan daya saing dalam perdagangan tingkat nasional maupun internasional.
“Ini fasilitas pembiayaan UMKM yang memiliki potensi ekspor namun terkendala akses perbankan,” katanya.