Jakarta (ANTARA) - Kiper Arsenal Emiliano Martinez menyebut keberhasilan timnya meraih trofi Piala FA sebagai penebusan atas dukungan deras yang diberikan para suporter The Gunners musim ini.
Pasalnya, Martinez mengakui musim ini Arsenal tak tampil optimal di beberapa kompetisi lain setelah hanya finis urutan kedelapan Liga Premier Inggris dan terhenti di babak 32 besar Liga Europa.
"Saya pikir kami membuat fan Arsenal bangga hari ini, tentu saja mereka pantas mendapat yang lebih dari kami, khususnya di Liga Premier dan Eropa," kata Martinez dilansir laman resmi Arsenal, Minggu dini hari WIB.
"Kami mengalami musim yang buruk di Liga Premier, tetapi kami ingin memenangkan trofi agar para suporter bahagia," ujarnya menambahkan.
Arsenal menjadi juara setelah mengalahkan Chelsea 2-1 di partai final di Wembley, London, Sabtu waktu setempat (Minggu WIB).
Sempat tertinggal setelah lima menit laga berjalan akibat gol Christian Pulisic, Arsenal menyamakan kedudukan lewat eksekusi penalti Pierre-Emerick Aubameyang pada menit ke-28.
Lantas pada menit ke-67 Aubameyang mencetak gol keduanya untuk membawa Arsenal berbalik memimpin dan tim besutan Mikel Arteta itu sukses mempertahankan keunggulan hingga laga usai.
"Sungguh penampilan yang luar biasa," kata Martinez.
"Ini penampilan terbaik kami musim ini dan bahkan ketika dalam keadaan tertinggal 0-1, biasanya jika itu terjadi kami tertunduk dan patah asa, tetapi kini kami berjuang untuk manajer, diri kami sendiri dan keluarga di rumah," ujarnya menambahkan.
Piala FA 2019/20 juga menjadi catatan tersendiri bagi Martinez yang sudah berada di Arsenal sejak 2010 tetapi lebih banyak menghabiskan waktunya dipinjamkan ke enam klub lain.
Musim ini, kiper asal Argentina itu dipercaya jadi kiper kedua Arsenal dan mendapat kesempatan setelah kiper utama Bernd Leno cedera sejak 20 Juni lalu.
"Saya bekerja keras di klub ini selama 10 tahun terakhir untuk kesempatan semacam ini. Saya sangat bangga," ujar kiper berusia 27 tahun itu.
"Sepekan terakhir saya terus berkomunikasi dengan keluarga di Argentina dan ayahku tak mau banyak bicara karena ia gugup, tapi saya pikir sekarang di Argentina mereka semua menangis bangga!" pungkas Martinez.