Bandung, (ANTARA Sumsel) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher meminta semua pihak mengedepankan dialog terkait munculnya masalah akibat diplesetkannya salam Sunda "sampurasun" menjadi "campur racun" oleh petinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq.
"Saya kira mari kita hadirkan sebuah dialog yang bagus dari kedua belah pihak. Jadikan nuansa 'silih asah silih asuh' saling memaafkan, karena itu budaya Sunda yang kaya akan norma dan nilai-nilai luhur," katanya di Gedung Sate Bandung, Jumat.
Ia menegaskan salam Sunda "sampurasun" memiliki nilai budaya yang tinggi dan tidak ada masalah secara tinjuan agama sekali pun.
"Dengan kalimat 'sampurasan' tidak ada masalah apapun, secara agama tidak ada masalah, itu bagian budaya kita," kata dia.
Menurut dia, dalam konteks agama Islam kata "sampurasun" masuk dalam sebuah budaya atau kebiasaan yang bisa menjadi norma sepanjang tidak bertentangan dengan akidah.
"Seperti di kalangan masyarakat Batak ada kata seperti 'horas', kemudian di Sunda ada 'wilujeng sumping', masyarakat Jawa ada 'kulonuwun'. Tapi juga sebelum Shalat Jumat saya ucapkan salam setelah itu saya ucapkan 'sampurasun'. Saya kira tidak ada masalah ya," kata dia.
Ia menduga Habib Rizieq tidak sengaja memplesetkan "sampurasun" menjadi "campur racun" saat memberikan ceramah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Tentunya mungkin Ustad Habib Rizieq tidak yakin memiliki niat untuk menghina atau memplesetkan. Mungkin itu faktor kepleset," ujar Aher.
Sementara itu, Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari menilai wajar jika ada kelompok masyarakat Sunda kecewa dan tersinggung dengan Habib Rizieq yang memplesetkan salam Sunda.
"Iya (wajar) karena buat masyarakat Jawa Barat nilai budaya itu luar biasa penghargaannya. Jadi kalau ada ketersinggung akan terjadi seperti itu," kata Ineu Purwadewi Sundari.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat menyayangkan plesetan tersebut.
"Kalau itu dimaknai demikian, menyayangkan sekali karena makna 'sampurasun' mengandung makna budaya yang tinggi," ujar Ineu.