Muntok (ANTARA Sumsel) - Pempek udang asli Desa Belo Laut, Kecamatan Muntok, Provinsi Bangka Belitung dipasarkan sampai ke Jakarta karena memiliki cita rasa khas dan awet.
"Pelanggan pempek udang Belo Laut sebagian besar konsumen lokal, namun kami juga biasa melayani pesanan dari Jakarta, Palembang dan beberapa kota besar lainnya karena makanan ini sangat khas terbuat dari udang pilihan," ujar perajin pempek udang Belo Laut Muhammad di Muntok, Sabtu.
Ia mengatakan, pempek udang buatannya asli terbuat dari udang, tepung sagu dan garam, tanpa campuran bahan pengawet dan penyedap rasa, sehingga pempek yang dihasilkan penuh cita rasa udang dan tidak berbahaya.
"Proses pengerjaannya juga masih tradisional, mulai dari pengelupasan kulit, pencampuran adonan hingga proses perebusan, semuanya masih manual," kata dia.
Menurut dia, pempek udang pada dasarnya hampir sama dengan pampek ikan seperti pada umumnya, namun karena berbahan dasar udang jadi penampilannya putih kemerah-merahan menggugah selera para penikmat kuliner.
Ia mengatakan, untuk pesanan ke luar daerah yang dikirim melalui jasa pengiriman barang, pihaknya melakukan langkah khusus dengan menjemur pempek untuk mengurangi kadar airnya sehingga bisa awet.
"Jangan khawatir, pempek udang asli Belo Laut tidak ada bahan pengawetnya," ujar perajin yang sudah 15 tahun lebih menggeluti usaha turun temurun tersebut.
Sementara itu, Sulastri (45) mengatakan, udang yang digunakan untuk membuat pempek tersebut banyak disetor dari nelayan di daerah itu yang memang terkenal sebagai penghasil udang tebe.
"Kalau pasokan dari nelayan lokal kurang, biasanya kami tambah dengan pasokan dari pedagang Pasar Muntok yang selalu melimpah persediaannya, meskipun harganya sedikit lebih mahal," kata dia.
Ia mengatakan, untuk pengerjaan mengupas udang berukuran sedang hingga jadi pempek siap jual, pihaknya saat ini sudah mempekerjakan puluhan pegawai.
"Kalau pas ada pesanan banyak, seperti dapat pesanan untuk acara ulang tahun, khitanan, pernikahan atau pesanan luar daerah, jumlah terseut biasanya bertambah," kata dia.
Sementara itu, tokoh pemuda setempat Riandi mengatakan, dalam upaya meningkatkan pemasaran makanan khas asli Desa Belo Laut yang sudah digeluti secara turun temurun itu perlu adanya campur tangan pemerintah.
Ia mengatakan, sebagian besar warga setempat mampu membuat pempek udang, namun saat ini yang bertahan berproduksi hanya tinggal beberapa, karena terkendala pemasaran dan harga udang tinggi.
"Mungkin karena bahan dasarnya terlalu mahal sehingga harga pempak udang sedikit lebih mahal dari pempek ikan," kata dia.
Ia mengatakan, jika pemerintah serius ingin mengembangkan usaha kecil seperti itu, ada baiknya jika pemerintah mengarahkan para nelayan udang untuk langsung menjual ke perajin sehingga mampu menekan harga.
Selain itu, dengan mendirikan sentra-sentra pemasaran di daerah itu sehingga produk mudah dijumpai, bukan seperti saat ini dimana konsumen harus keluar masuk perkampungan untuk membeli produk itu.
"Banyak potensi kuliner khas desa tersebut yang bisa dikembangkan, selain pempek udang masih ada lagi rusip atau fermentasi udang, belacan atau terasi udang yang rasanya sangat menggugah selera," kata dia. (ANT)