Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Bidang Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U(K) mengatakan pola hidup yang jarang bergerak atau sedentari dan obesitas menjadi pemicu timbulnya batu ginjal karena kurang bergerak.
“Makin orang obesitas makin mungkin kena batu ginjal, karena orang obesitas kurang gerak akibatnya makin numpuk batunya, frekuensinya lebih tinggi yang sedentari,” kata Prof. Rasyid dalam acara edukasi Siloam Hospital Asri mengenai pengobatan batu ginjal Retrograde Intraternal Surgery (RIRS) di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan batu ginjal bisa terjadi karena kepekatan urin di dalam ginjal karena jarang mengonsumsi cairan. Pada orang dengan pola hidup sedentari, akan jarang melakukan aktivitas yang bergerak sehingga tidak minum banyak dan berkemih kurang dari 2,5 liter sehari.
Padahal dengan bergerak, batu pada ginjal yang berukuran kecil akan bisa turun dan jatuh sehingga tidak menumpuk. Jika seseorang memiliki batu ginjal yang berukuran masih di bawah dua milimeter dokter akan memberikan obat yang dapat melebarkan saluran urin agar batu bisa keluar.
Berita Terkait
Sindrom nefrotik paling sering diderita anak usia prasekolah
Rabu, 6 November 2024 16:49 Wib
Perlu diwaspadai, ini tanda-tanda penyakit ginjal
Rabu, 13 Maret 2024 21:32 Wib
Penderita hipertensi dan diabetes perlu deteksi dini penyakit ginjal
Rabu, 13 Maret 2024 17:17 Wib
Tips jaga kesehatan ginjal
Rabu, 6 Maret 2024 19:21 Wib
Kelebihan garam bisa picu penyakit ginjalkronis
Senin, 15 Januari 2024 16:19 Wib
Orang dengan satu ginjal masih punya harapan hidup normal
Senin, 11 Desember 2023 14:38 Wib
Mengenal cara kerja sindikat online scamming TPPO
Rabu, 8 November 2023 12:54 Wib
Presiden setujui pemberian bantuan korban gagal ginjal akut
Kamis, 28 September 2023 10:53 Wib