Jakarta (ANTARA) - Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Nasrullah Jasam, meminta para pemimpin maktab untuk memahami latar belakang jamaah calon haji Indonesia saat akan memberikan layanan.
"Yang mencakup kultur, budaya, pendidikan, termasuk usia dan profesi. Jamaah haji Indonesia sangat beragam. Dari sisi pendidikan ada yang hanya lulusan sekolah dasar, ada juga yang guru besar. Secara kultur juga beragam karena mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia," ujar Nasrullah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Pesan tersebut disampaikan Nasrullah saat memberikan materi pada Bimbingan Teknis terintegrasi yang diselenggarakan KUH KJRI bersama Masyariq (perusahaan penyedia layanan di Arab Saudi) di Jeddah.
Jamaah calon haji Indonesia terbagi dalam 73 maktab. Maktab adalah pihak ketiga yang diberi amanah Masyariq untuk memberikan layanan kepada jamaah.
Untuk menjalankan tugasnya, maktab harus memiliki izin dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Setiap maktab mengutus tiga orang, terdiri atas ketua dan dua wakil. Sehingga, total ada 219 peserta dari 73 maktab yang mengikuti Bimtek.
Berita Terkait
DPR RI: Perlu fatwa dan panduan sikapi beragam kondisi jamaah saat umrah
Jumat, 22 November 2024 15:05 Wib
Ratusan jamaah berangkat umroh gratis dari Pemkab Muba
Sabtu, 19 Oktober 2024 20:02 Wib
Sahabat DPR Indonesia tengarai ada sentimen pribadi dalam Pansus Haji
Kamis, 26 September 2024 9:57 Wib
56 mantan Jamaah Islamiyah di Sumsel ikrar kembali ke NKRI
Jumat, 20 September 2024 13:13 Wib
Pansus: 3.503 haji khusus tanpa masa tunggu diberangkatkan 2024
Rabu, 4 September 2024 13:27 Wib
Anggota Pansus Haji ungkap ada PIHK bertindak semena-mena pada jamaah
Rabu, 28 Agustus 2024 12:04 Wib
Jamaah Islamiyah di Babel mendeklarasikan bubar
Senin, 12 Agustus 2024 16:25 Wib
MUI usul masa tinggal jamaah lansia dan risti di Saudi diperpendek
Senin, 29 Juli 2024 15:34 Wib