“Karena ini adalah suatu long journey (proses yang panjang). Jadi, operasi mikrotia itu bukan seperti operasi tonsil atau operasi kecil lain yang hanya dua hari atau dua minggu kontrol lalu semuanya selesai,” ucap Mirta dalam diskusi yang diikuti secara daring pada Selasa.
Dia menuturkan bahwa mikrotia merupakan kelainan yang menyebabkan daun telinga tidak terbentuk sempurna sehingga terlihat lebih kecil daripada daun telinga normal.
Oleh karena itu, lanjut Mirta, proses operasi bagi penderita mikrotia harus dilakukan dalam beberapa tahap. Jika mikrotia yang diderita tidak terlalu parah, maka dapat dilakukan otoplasty, yaitu operasi untuk memperbaiki bentuk dan ukuran daun telinga.
Namun, jika mikrotia yang diderita ada pada tahap lanjut, maka perlu dibuat implan daun telinga dari tulang rawan iga maupun biomaterial buatan.