"Indeks dolar AS pada umumnya naik, dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang, kecuali rupiah," ucap Lukman.
Sementara itu, menurut analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini disebabkan faktor eksternal, yakni kesepakatan senat AS terkait debt-ceilling Pemerintah AS menjadi rancangan undang-undang (RUU) dan data pengangguran AS pada Mei 2023 yang memburuk.
Adapun faktor domestik yang mendorong penguatan rupiah adalah ekspektasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 yang tinggi di level 5,7 persen.
"(Faktor lainnya adalah) laju inflasi Mei (2023) diperkirakan masih pada level yang rendah," ungkapnya.