Alhamdulillah, si kembar Aliah dan Afifah terpisah

id Operasi kembar Siam Lampung, RSUDAM Lampung, kembar Siam Lampung

Alhamdulillah, si kembar Aliah dan Afifah terpisah

Pelaksanaan operasi kembar siam yang terpantau melalui monitor. ANTARA/HO-RSUDAM.

Bandarlampung (ANTARA) - Aliah dan Afifah, bayi kembar identik berusia 13 bulan itu kini telah terpisah menjadi dua, dan bisa hidup secara mandiri. Bayi kembar siam ini tidak lagi harus saling bergantung satu sama lain.

Kedua putri Mutiani, warga Desa Karang Sari, Kecamatan Bunga Mayang, Lampung Utara, itu telah menjalani operasi pembedahan yang cukup berisiko dan rumit dengan hasil yang memuaskan.

Tim dokter dari Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Lampung bersama Rumah Sakit Umum Daerah Dokter (RSUD) dr Soetomo, Surabaya, berjibaku di ruang operasi sekitar 5 jam lamanya. Bayi mungil Aliah dan Afifah yang berdempet, akhirnya bisa dipisahkan.

Suara dentingan ventilator serta peralatan rumah sakit disertai wewangian khas rumah sakit yang keluar dari lorong-lorong, sudah tak asing lagi bagi kedua bayi kembar siam beradu dada depan (xipho-omphalopagus) itu. Sebab, rumah sakit telah menjadi rumah kedua mereka, sejak kedatangan pertamanya pada usia tiga hari.

Janin dari bayi dengan kondisi khusus itu telah menjadi perhatian petugas medis sejak dalam kandungan sang ibu, hingga proses kelahirannya. Bayi itu pun kemudian harus menginap di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Dua bayi perempuan itu harus melewati masa observasi cukup lama, yakni selama satu tahun, sembari menunggu sistem organ dan metabolismenya memadai untuk menerima prosedur bedah. Di sisi lain, tim dokter rumah sakit rujukan utama di Lampung pun terus mempersiapkan segala kebutuhan pelaksanaan operasi pemisahan.

Tepat pada 4 Februari di hari ulang tahun pertama anak ketiga dari ibu Mutiani itu, tim dokter memutuskan untuk melakukan proses bedah anak pada satu bulan mendatang, tepatnya pada 15 Maret 2023

Setelah melewati beragam kesiapan alat maupun sumber daya manusia, operasi pun dilaksanakan. Prosedur bedah anak itu awalnya diperkirakan akan berlangsung selama 12 jam. Tim dokter sebanyak 70 orang, terlibat dalam operasi tersebut.

Ternyata, dalam pelaksanaannya tim bedah anak kembar siam hanya membutuhkan waktu 5 jam. Tepat pukul 07.00 WIB pasien anak itu masuk ke ruang operasi, dan sayatan pertama menandakan dimulainya pelaksanaan operasi dilakukan tepat pukul 11.00 WIB.

Rincian waktu pelaksanaan bedah yang meliputi proses pemisahan hati yang menyatu memakan waktu hingga 2 jam.Kemudian, pemisahan tulang dada bagian bawah selama 1 jam, dan penutupan dinding dada serta perut yang dilakukan di ruang terpisah, berlangsung selama 2 jam.

Pelaksanaan operasi bedah anak kembar siam ini meski tidak mengalami kendala berarti, namun tim dokter mengaku sempat khawatir terjadi pendarahan saat pelaksanaan operasi pemisahan hati.

“Pelaksanaan operasi berjalan dengan lancar dan kedua bayi berhasil dipisahkan. Yang cukup sulit serta berisiko dalam pelaksanaan operasi tersebut saat memisahkan hati yang posisinya menyatu. Sebab, banyak pembuluh darah serta berisiko mengalami pendarahan dan ini berkaitan dengan organ lainnya," kata Ketua Tim Bedah Kembar Siam RSUDAM dr. Billy Rosan Sp.BA.

Meski dengan tingkat risiko tinggi, akhirnya operasi kedua bayi berhasil dilakukan. Kondisi kedua bayi yang di rawat di ruang kuning dan merah untuk membedakan keduanya, dalam keadaan stabil dengan pengawasan intensif tim dokter selama 48 jam.

Petugas tengah merawat salah satu bayi kembar siam pasca operasi. ANTARA/HO-RSUDAM.

Jika terus dalam keadaan stabil, diperkirakan dapat kembali ke kediamannya pada hari kelima pascaoperasi. Namun, dalam satu tahun pertama kedua bayi kembar siam yang berhasil dipisahkan itu harus tetap menjalani pemeriksaan rutin tiap bulan guna memantau kondisi organ tubuh pascaoperasi.