Menkeu: Pemulihan kuat di 2022 jadi pijakan hadapi perekonomian 2023

id Sri Mulyani,Pemulihan Ekonomi,Pertumbuhan Ekonomi,Agenda Pembangunan

Menkeu: Pemulihan kuat di 2022 jadi pijakan hadapi perekonomian 2023

Tangkapan layar - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara "Kuliah Umum media Indonesia" yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (03/02/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria/pri.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai, laju pemulihan yang sangat kuat pada 2022 menjadi pijakan yang kokoh bagi perekonomian nasional untuk menghadapi tantangan jangka pendek sekaligus melanjutkan agenda pembangunan jangka menengah-panjang.

"Pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 masih akan tetap kuat meskipun dihadapkan pada prospek melambatnya perekonomian global," ucap Sri Mulyani dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Indikator perekonomian terkini juga terus menunjukkan tren ekspansif, termasuk Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada  Januari 2023 meningkat signifikan.

Ia mengatakan,  pemerintah tetap terus memantau risiko perekonomian dunia saat ini. Risiko ketidakpastian masih cukup tinggi, meskipun risiko perlambatan ekonomi dunia diindikasikan mulai melunak.

Dalam World Economic Outlook terbitan Januari 2023, Dana Moneter Internasional (Internastional Monetary Fund/IMF) memprediksi pertumbuhan global 2022 dan 2023 sebesar 3,4 persen dan 2,9 persen atau lebih tinggi 0,2 persen poin dibanding proyeksi sebelumnya pada Oktober 2022.

Revisi ke atas ini didorong penguatan kinerja di beberapa negara besar sejak akhir 2022 dan mulai meredanya tekanan inflasi dunia yang diprediksi melambat secara gradual di 2023.

Sri Mulyani mengatakan keberlanjutan agenda reformasi struktural untuk mempercepat transformasi ekonomi akan terus dijaga guna memperkokoh struktur dan akselerasi kinerja ekonomi nasional. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 juga telah dipersiapkan agar senantiasa waspada namun optimis kepada potensi perekonomian ke depan.

Kesehatan fiskal tetap menjadi perhatian penting agar mampu secara cepat dan tepat dalam menyasar isu-isu kritikal, termasuk dalam pengendalian inflasi, stabilitas perbaikan kesejahteraan masyarakat, dan perbaikan investasi yang lebih kuat.

“Berkat kerja keras APBN sebagai peredam tekanan global, Indonesia masih menjadi negara dengan predikat “The Bright Spot” di tengah guncangan global saat ini. Ini yang harus terus kita jaga dengan tetap optimis, namun juga waspada,” tutup Bendahara Negara ini.