Kelompok budi daya lebah madu HTI hasilkan tujuh ton per bulan

id madu,lebah madu,budi daya lebah,budi daya madu hti,jambi

Kelompok budi daya lebah madu HTI hasilkan tujuh ton per bulan

Panen madu dari lebah yang diternak HTI lahan PT WKS. (ANTARA/HO/Sinar Mas)

Jambi (ANTARA) - Kelompok Usaha Mandiri di Desa Sungai Rambai, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi membudidaya lebah madu tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan hasil tujuh ton madu dalam sebulan.

"Usaha yang dirintis 2020 dan kelompok ini sudah memiliki 11 anggota dengan telah mengelola 2.000 kotak lebah dengan hasil tujuh ton madu murni jenis Apis Mellifera dalam sebulan," kata Ketua Kelompok Tani Lebah Usaha Mandiri binaan WKS, Wanudin, Jumat.

Pengembangan ekonomi masyarakat dilakukan Perusahaan Hutan Tanaman Industri salah satu unit usaha APP Sinar Mas, PT Wirakarya Sakti menyasar budidaya lebah madu yang telah memberikan keuntungan dan menopang perekonomian sejumlah pembudidaya lebah madu.

Kelompok Usaha Mandiri ini bermitra dengan PT WKS melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dimana program andalan APP Sinar Mas dan untuk mengelola Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) madu.


Baca juga: Masyarakat OKU budidayakan lebah madu Klanceng
Kelompok tersebut diberikan fasilitas berupa alokasi tempat penangkaran lebah di dalam area konsesi hutan akasia.

"Kami juga diberikan fasilitas berupa peningkatan kapasitas dan sumber daya dan rencananya 3 Oktober mendatang, kami akan berpartisipasi dalam pameran di Jakarta yang difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)," kata Wanudin.

Sejak bermitra dengan PT WKS, mereka telah memberikan banyak perubahan ekonomi kelompoknya dan semula kelompok ini hanya fokus pada bagi hasil kemitraan dimana kini kelompok tersebut memiliki pendapatan lain dari budidaya lebah sehingga membantu menopang pendapatannya.

Selain itu, produk madu dari penangkaran yang mereka kelola itu terus meningkat.

Dalam sebulan kelompoknya bisa memproduksi sebanyak tujuh ton madu, namun peningkatan produksi madu ini masih memiliki kendala dan belum mampu diserap sepenuhnya.

Rata-rata sebulan yang terjual hanya 1,5 ton, sehingga sisanya masuk stok di gudang dan dalam sebulan.

Baca juga: Polisi ungkap praktik pengoplosan madu lebah hutan di Palembang, gunakan campuran pengental cat

Kelompok ini mencatat omzet puluhan juta dengan harga rata-rata Rp40 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram dan sejak sebulan lalu kelompok mereka telah membuka cabang pemasaran di Batam Kepulauan Riau.

Melalui kantor pemasaran di luar daerah ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan harga juga yang lebih tinggi dimana untuk di Batam prospek nya masih bagus dan harga jual nya masih tinggi.

Selain itu melalui program kemitraan ini kelompok Usaha Mandiri kini telah memiliki merek dagang sendiri.

Usaha madu itu memiliki nama 'Madu Murni Melifira'. Lebah yang dikembangkan adalah lebah unggul jenis apis mellifera dimana jenis lebah madu ini menjadi favorit para peternak lebah.
Baca juga: Merawat hutan melalui budi daya madu