Prestasi Pramudya/Yeremia di Manila terinspirasi Bagas/Fikri
Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan menceritakan, kemenangan mereka di Kejuaraan Asia 2022 tak lepas dari keberhasilan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang menyabet gelar All England dan menjadi inspirasi mereka saat berlaga di Manila, Filipina, Minggu.
Saat berlaga di babak final, Pramudya/Yeremia menaklukkan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Aaron Chia/Soh Wooi Yik asal Malaysia 23-21, 21-10.
"Kami melihat Bagas/Fikri luar biasa mampu juara All England. Kami termotivasi mereka dan ingin menunjukkan bahwa kami pun bisa," ungkap Pramudya melalui keterangan resmi PP PBSI di Jakarta.
Bagi mereka, gelar di Kejuaraan Asia menjadi pelecut semangat untuk berprestasi di ajang yang lebih tinggi.
"Semoga gelar ini menjadi pacuan kami untuk lebih baik di turnamen-turnamen selanjutnya dan bisa konsisten," kata Yeremia.
Wakil Indonesia sempat tertinggal di awal gim, namun kualitas mereka berangsur meningkat dan mencapai puncaknya di gim kedua.
"Di gim pertama kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Tetapi pelan-pelan kami bisa mengejar mereka. Menang di gim pertama menjadi kunci kami bisa mengalahkan mereka. Di gim kedua kami coba menekan terus karena sudah enak mainnya dan mereka sepertinya jadi tidak percaya diri dan goyah," tutur Pramudya.
Gelar ini membuat Skuad Merah Putih melepas dahaga juara Asia selama tujuh tahun. Terakhir, Indonesia meraih gelar di ajang ini adalah pada tahun 2015 melalui ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sedangkan di ganda putra, Pramudya/Yeremia meneruskan catatan Markis Kido/Hendra Setiawan yang menjadi juara di tahun 2009.
"Kami sangat senang bisa juara di sini. Kami datang dengan status underdog, bukan unggulan tapi bisa sampai juara. Kemarin setelah final saja kami sudah bersyukur," kata Pramudya.
Laju Pramudya/Yeremia di ajang bertaraf BWF Super 1000 ini diawali dengan mendapat bye di babak 32 besar, lalu setelahnya sanggup melibas pasangan unggulan.
Dimulai dari Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (6/Malaysia) di babak 16 besar, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (2/Jepang) di perempat final, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (4/Indonesia) di semifinal, hingga Aaron Chia/Soh Wooi Yik (5/Malaysia) di final.
Saat berlaga di babak final, Pramudya/Yeremia menaklukkan peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Aaron Chia/Soh Wooi Yik asal Malaysia 23-21, 21-10.
"Kami melihat Bagas/Fikri luar biasa mampu juara All England. Kami termotivasi mereka dan ingin menunjukkan bahwa kami pun bisa," ungkap Pramudya melalui keterangan resmi PP PBSI di Jakarta.
Bagi mereka, gelar di Kejuaraan Asia menjadi pelecut semangat untuk berprestasi di ajang yang lebih tinggi.
"Semoga gelar ini menjadi pacuan kami untuk lebih baik di turnamen-turnamen selanjutnya dan bisa konsisten," kata Yeremia.
Wakil Indonesia sempat tertinggal di awal gim, namun kualitas mereka berangsur meningkat dan mencapai puncaknya di gim kedua.
"Di gim pertama kami banyak melakukan kesalahan sendiri. Tetapi pelan-pelan kami bisa mengejar mereka. Menang di gim pertama menjadi kunci kami bisa mengalahkan mereka. Di gim kedua kami coba menekan terus karena sudah enak mainnya dan mereka sepertinya jadi tidak percaya diri dan goyah," tutur Pramudya.
Gelar ini membuat Skuad Merah Putih melepas dahaga juara Asia selama tujuh tahun. Terakhir, Indonesia meraih gelar di ajang ini adalah pada tahun 2015 melalui ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sedangkan di ganda putra, Pramudya/Yeremia meneruskan catatan Markis Kido/Hendra Setiawan yang menjadi juara di tahun 2009.
"Kami sangat senang bisa juara di sini. Kami datang dengan status underdog, bukan unggulan tapi bisa sampai juara. Kemarin setelah final saja kami sudah bersyukur," kata Pramudya.
Laju Pramudya/Yeremia di ajang bertaraf BWF Super 1000 ini diawali dengan mendapat bye di babak 32 besar, lalu setelahnya sanggup melibas pasangan unggulan.
Dimulai dari Ong Yew Sin/Teo Ee Yi (6/Malaysia) di babak 16 besar, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi (2/Jepang) di perempat final, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (4/Indonesia) di semifinal, hingga Aaron Chia/Soh Wooi Yik (5/Malaysia) di final.