Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) telah mengoperasikan tiga proyek infrastruktur listrik tegangan tinggi di Banten untuk menyambut pertumbuhan investasi dan industri di wilayah tersebut.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) Ratnasari Sjamsuddin mengatakan pengoperasian ketiga infrastruktur kelistrikan itu ditandai dengan pemberian tegangan atau energize oleh Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 3 (UPP JBB 3).
"Pembangunan proyek ini akan meningkatkan kualitas layanan PLN, terutama bagi pelanggan premium," kata Ratna dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Ketiga infrastruktur kelistrikan senilai Rp114 miliar tersebut, yakni Gardu Induk 150 kV Sinar Sahabat, Extension Line Bay Gardu Induk 150 kV Sinar Sahabat, dan SUTT 150 kV Sinar Sahabat - Incomer (Citra Habitat - Legok) Sirkit #2.
Keberhasilan energize pada ketiga infrastruktur kelistrikan itu diharapkan akan meningkatkan layanan kepada pelanggan, serta berpotensi untuk menjaring pelanggan baru di wilayah Banten hingga 218 megavolt ampere.
Baca juga: Sukseskan KTT G20, PLN sediakan SPKLU "ultra fast charging" di Bali
Ratna mengatakan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN dalam ketiga proyek kelistrikan tersebut telah mencapai 73 persen. Hal ini selaras dengan komitmen perseroan dan arahan dari pemerintah.
Proyek kelistrikan yang terletak di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, dibangun karena kebutuhan dari beberapa konsumen industri, di antaranya PT Cels Teknologi Indonesia yang bergerak di bidang layanan pusat data.
Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur itu juga akan melistriki konsumen di kawasan Curug, Citra Habitat, Legok, dan BSD yang terletak di sekitar Kabupaten Tangerang.
“PT Cels Teknologi Indonesia merupakan pelanggan premium di wilayah Banten. Kebutuhan pasokan listrik yang optimal menjadi perhatian kami di mana dengan beroperasinya pembangunan ini akan mendukung kemajuan informasi data digital dan operasional dari PT Cels Teknologi Indonesia,” jelas Ratna.
Ketiga infrastruktur kelistrikan tersebut mulai dibangun pada 2018 lalu. Pada perjalanannya, pembangunan cukup menantang terutama pembangunan SUTT 150 kV Sinar Sahabat – Inc. (Citra Habitat - Legok).
Beberapa kendala yang dialami mulai dari aspek mekanisme mitra rekanan maupun pandemi COVID-19 yang terjadi pada awal 2020.
“Pada saat proses konstruksi terdapat tantangan di mana pabrikan penyedia material mengalami pailit sehingga menghambat proses pembangunan. Selain itu, adanya pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan jadwal commercial operation date mundur menjadi ke tahun 2024 untuk memenuhi keseimbangan kapasitas pasokan listrik,” ujar Ratna.
Baca juga: PLN sebut 28 perusahaan beli sertifikat energi baru terbarukan
Akan tetapi, pada September 2021 terjadi perubahan yang dinamis karena ada permintaan daya baru dari konsumen prima di wilayah Banten, di antaranya dari PT Cels Teknologi Indonesia, PT Bhineka Berkat Sentosa, PT Buma, PT Karsa Sarana Bersama, PT Cipta Aset Digital, dan data center Summarecon Serpong.
Kondisi itu membuat PLN UIP JBB perlu melakukan percepatan pengoperasian pada instalasi GI 150 kV Sinar Sahabat yang sebelumnya ditargetkan di tahun 2024 menjadi tahun 2021.
Hal tersebut membuat proses konstruksi dipercepat dalam tiga bulan yang dimulai sejak awal Oktober hingga Desember 2021 dengan operasi awal Single Phi Sirkit #2 pada 12 Desember 2021.
“Kami melakukan serangkaian percepatan pembangunan konstruksi ini, di antaranya dengan mengoptimalkan Material Transmisi Utama (MTU) secara terpusat. Pelaksanaan percepatan konstruksi GI 150 kV Sinar Sahabat ini agar bisa beroperasi sesuai dengan harapan pelanggan dengan tetap menjaga mutu dan kualitas pembangunan,” terang Ratna.
Pembangunan SUTT 150 kV Sinar Sahabat - Incomer (Citra Habitat - Legok) Sirkit #2 itu terdiri dari empat set Incomer Tower dengan rincian satu unit Tower DDR6 +3, dua unit Tower DDR6 +6, dan satu unit Tower DDR6 +15.
Proyek itu mendapatkan pasokan listrik dari Gardu Induk 150 kV Citra Habitat dan Gardu Induk 150 kV Legok yang merupakan Subsistem Lengkong 1 dan 2 dan Subsistem Balaraja 3 dan 4.
“COVID-19 di Indonesia telah menunjukkan tren penurunan dan gairah industri mulai naik kembali, sehingga harus didukung dengan kualitas listrik yang terbaik,” pungkas Ratna.
Baca juga: PLTA Poso 2 kantongi layak operasi
Baca juga: Dewan Energi Nasional dukung program "Co-firing" PLN