Palembang (ANTARA) - Nilai Tukar Petani di Provinsi Sumatera Selatan Agustus 2021 tercatat sebesar 111,14 atau naik sebesar 3,01 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Selatan Zulkipli di Palembang, Jumat, mengatakan, kenaikan NTP ini dipengaruhi oleh Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2,70 persen, sedangkan rata-rata Indeks yang Dibayarkan Petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,30 persen.
NTP merupakan perbandingan indeks harga komoditas pertanian yang diproduksi oleh petani (It) terhadap indeks harga barang/jasa yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di daerah perdesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar (termtrade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 96 kecamatan yang tersebar di 12 kabupaten di Sumatera Selatan pada Agustus 2021, NTP Sumatera Selatan naik 3,01 persen dibandingkan NTP Juli, yaitu dari 107,90 menjadi 111,14.
Kenaikan NTP pada Agustus 2021 disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami rata-rata kenaikan harga sebesar 2,70 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani secara umum mengalami rata- rata penurunan sebesar 0,30 persen.
Kenaikan NTP Agustus 2021 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor Tanaman Pangan yang naik sebesar 1,91 persen , Perkebunan 3,64 persen, Perikanan secara Umum 1,10 persen, Perikanan Tangkap 1,72 persen dan Perikanan Budidaya 0,19 persen. Sedangkan subsektor lain yang mengalami penurunan yaitu Tanaman Hortikultura sebesar 0,83 persen dan Peternakan 2,25 persen.
Kenaikan NTP Agustus 2021 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor Tanaman Pangan yang naik sebesar 1,91 persen, Perkebunan 3,64 persen, Perikanan secara Umum 1,10 persen, Perikanan Tangkap 1,72 persen dan Perikanan Budidaya 0,19 persen.
Sedangkan subsektor lain yang mengalami penurunan yaitu Tanaman Hortikultura sebesar 0,83 persen dan Peternakan 2,25 persen.
Berita Terkait
Rupiah melemah setelah rilis IHK AS Oktober 2024
Kamis, 14 November 2024 10:20 Wib
Rupiah melemah di tengah kekhawatiran kebijakan tarif Trump
Selasa, 12 November 2024 10:04 Wib
Rupiah menguat setelah pemangkasan suku bunga Fed
Senin, 11 November 2024 10:51 Wib
Analis perkirakan rupiah turun setelah Pilpres AS
Rabu, 6 November 2024 11:48 Wib
Rupiah melemah di tengah rilis inflasi Indonesia
Jumat, 1 November 2024 10:34 Wib
Rupiah berpeluang naik didukung proyeksi perekonomian RI yang solid
Senin, 14 Oktober 2024 9:57 Wib
Rupiah turun setelah permintaan properti AS lebih baik dari perkiraan
Kamis, 26 September 2024 9:40 Wib
Rupiah Senin pagi melemah 3 poin menjadi Rp15.153 per dolar AS
Senin, 23 September 2024 9:53 Wib