Kubah lava di tengah kawah Merapi tumbuh mencapai 2,8 juta meter kubik

id Kubah lava Merapi,Tumbuh,Siaga,Gunung merapi,Yogyakarta

Kubah lava di tengah kawah Merapi tumbuh mencapai 2,8 juta meter kubik

Ilustrasi- Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dipotret dari Srumbung, Magelang, Jateng, Kamis (6/5/2021). Menurut data BPPTKG periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB secara visual Gunung Merapi teramati 2 kali mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2.000 m serta 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 m kearah barat daya. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp)

Yogyakarta (ANTARA) - Kubah lava di tengah kawah puncak Gunung Merapi terus tumbuh dengan volume yang diperkirakan mencapai 2.808.000 meter kubik.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Hanik Humaida dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan volume kubah lava itu diukur berdasarkan hasil analisis dari Stasiun Kamera Deles 3 dalam laporan Aktivitas Gunung Merapi periode 16 sampai 22 Juli 2021.

"Analisis dari Stasiun Kamera Deles 3 menunjukkan volume kubah tengah sebesar 2.808.000 meter kubik," kata Hanik.

Sebelumnya, berdasarkan hasil analisis foto udara pada puncak Gunung Merapi yang diambil dengan drone pada 8 Juni 2021, BPPTKG mencatat volume kubah lava tengah Merapi masih 2.100.000 meter kubik.

Volume kubah lava di tengah kawah puncak Merapi itu lebih besar jika dibandingkan dengan kubah lava di sebelah barat daya gunung itu yang volumenya sebesar 1.880.000 meter kubik mengacu analisis morfologi terbaru dari Stasiun Kamera Tunggularum.


Seperti diketahui, Gunung Merapi memiliki dua kubah lava yang sama-sama tumbuh. Kubah lava pertama berada di sisi barat daya Merapi, tepatnya di atas lava sisa erupsi tahun 1997. Kubah lava kedua terpantau oleh BPPTKG pada 4 Februari 2021, berada di tengah kawah puncak Gunung Merapi.

Hanik menjelaskan bahwa sepanjang pengamatan selama sepekan, Merapi 62 kali melontarkan guguran lava ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter, 101 kali ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter, dua kali ke barat dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter, dan satu kali ke barat laut dengan jarak luncur 500 meter.

"Guguran yang teramati pada sisi barat berasal dari material lama Lava 1992 dan Lava 1998, demikian juga guguran yang mengarah ke barat laut berasal dari material lama Lava 1948," ujar Hanik.


Intensitas kegempaan Merapi pada pekan ini masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM juga masih menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 7 cm per hari.

"Pada minggu ini tidak dilaporkan terjadi hujan, lahar, maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," kata dia.

Hanik menyimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.


Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.