NTP Sumsel tertekan Desember 2020, dipengaruhi penurunan harga gabah
Palembang (ANTARA) - Nilai tukar petani jenis tanaman pangan padi di Sumatera Selatan tertekan pada Desember 2020 karena dipengaruhi penurunan harga gabah.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Senin, mengatakan, NTP padi tercatat indeksnya hanya 97,71 atau tidak mencapai angka 100. Angka ini relatif tidak berbeda jika dibandingkan pada November 2020 yang mencatat indeks 99,05.
Baca juga: Pusri luncurkan Agro Solution dampingi petani tingkatkan produksi
"Indeks NTP ini diharapkan menjadi perhatian dari pemerintah, karena jika di bawah 100, artinya petaninya tidak untung. Kondisi ini berbeda dengan tanaman pangan palawija, yang mana indeks mencapai 106,21," kata Endang.
Secara keseluruhan, NPT untuk tanaman pangan di Sumsel mencapai angka 92,52 atau lebih rendah jika dibandingkan pada November 2020 yang mencapai 94,06.
Baca juga: Petani sayur Kota Pagaralam dibantu alat mesin petanian
Bukan hanya sektor tanaman pangan, NTP juga tertekan untuk sektor tanaman hortikultura yang mana tercatat indeksnya hanya 91,90 atau naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya 90,93.
Hanya tanaman obat-obatan yang bertahan sepanjang tahun ini tetap memberikan keuntungan bagi petani dengan mencatatkan indeks NTP 113,08 pada Desember 2020 atau turun sedikit jika dibandingkan bulan sebelumnya dengan indeks 114,46.
Kondisi ini berbeda untuk sektor perkebunan dan peternakan serta perikanan budi daya, yang mana mencatat hasil positif untuk NTP pada Desember 2020. NTP perkebunan tercatat 105,23, peternakan 102,52, dan perikanan tangkap 102,33.
Sedangkan yang masih negatif yakni NTP perikanan 98,61 dan perikanan budi daya 93,60.
Baca juga: Petani di OKU keluhkan pupuk bersubsidi langka di pasaran
Baca juga: PT Pusri Palembang salurkan bantuan 20 ton pupuk untuk petani
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Senin, mengatakan, NTP padi tercatat indeksnya hanya 97,71 atau tidak mencapai angka 100. Angka ini relatif tidak berbeda jika dibandingkan pada November 2020 yang mencatat indeks 99,05.
Baca juga: Pusri luncurkan Agro Solution dampingi petani tingkatkan produksi
"Indeks NTP ini diharapkan menjadi perhatian dari pemerintah, karena jika di bawah 100, artinya petaninya tidak untung. Kondisi ini berbeda dengan tanaman pangan palawija, yang mana indeks mencapai 106,21," kata Endang.
Secara keseluruhan, NPT untuk tanaman pangan di Sumsel mencapai angka 92,52 atau lebih rendah jika dibandingkan pada November 2020 yang mencapai 94,06.
Baca juga: Petani sayur Kota Pagaralam dibantu alat mesin petanian
Bukan hanya sektor tanaman pangan, NTP juga tertekan untuk sektor tanaman hortikultura yang mana tercatat indeksnya hanya 91,90 atau naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya 90,93.
Hanya tanaman obat-obatan yang bertahan sepanjang tahun ini tetap memberikan keuntungan bagi petani dengan mencatatkan indeks NTP 113,08 pada Desember 2020 atau turun sedikit jika dibandingkan bulan sebelumnya dengan indeks 114,46.
Kondisi ini berbeda untuk sektor perkebunan dan peternakan serta perikanan budi daya, yang mana mencatat hasil positif untuk NTP pada Desember 2020. NTP perkebunan tercatat 105,23, peternakan 102,52, dan perikanan tangkap 102,33.
Sedangkan yang masih negatif yakni NTP perikanan 98,61 dan perikanan budi daya 93,60.
Baca juga: Petani di OKU keluhkan pupuk bersubsidi langka di pasaran
Baca juga: PT Pusri Palembang salurkan bantuan 20 ton pupuk untuk petani