Ambon (ANTARA) - Enam orang anak buah kapal jaring penangkap ikan KM. Selgbadan Kamar Jaya ditemukan meninggal dunia akibat tenggelam di sekitar Perairan Batu Goyang, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku.
"Seluruh ABK kapal jaring yang ditemukan meninggal dunia ini telah dimakamkan di Desa Batu Goyang, sementara tiga penumpang lainnya masih dalam pencarian tim SAR gabungan," kata Komandan Pos Polairud Dobo, Iptu Edwin Terloit yang dihubungi dari Ambon, Sabtu malam.
Menurut dia, total jumlah ABK dan penumpang yang merupakan keluarga pemilik kapal 19 orang dan 10 di antaranya ditemukan dalam kondisi selamat, sementara enam orang meninggal duia, dan tiga lainnya masih dalam pencarian.
"Data awal dari Laraki La Hopa selaku pemilik kapal, sementara yang selamat 10 orang enam, tewas dan tiga masih hilang," ujar Edwin.
Baca juga: Kapal bocor diterjang ombak, Tim SAR temukan belasan ABK KM Samena 02 terapung di laut
Pemilik kapal mengakui kapal jaring ikan tersebut terkena musibah di tepi pantai Pulau Batu Goyang, namun karena hujan dan gelombang besar membuat pandangan terbatas sehingga mereka mengambil jalur sudah di tepi pantai sehingga kapal terbalik.
Saat ini 10 orang yang selamat sudah pulang ke kampungnya di Batu Goyang, sementara usia rata-rata para ABK dan penumpang di atas kapal ada yang usia 7 tahun hingga 76 tahun.
"Kapal naas ini bertolak dari Pelabuhan Dobo sejak Kamis, (21/5) menuju Pulau Batu Goyang dan beberapa anggota keluarga pemilik kapal yang ikut diduga akan akan merayakan Lebaran di sana," ujarnya.
Namun kapal jaring ikan ini mengalami musibah pada Jumat, (22/5) sekitar pukul 22:00 WIT.
Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Polairud bersama dua personel TNI-AD, KP3, pihak keluarga korban, maupun Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Aru ikut melakukan pencarian korban dengan menggunakan kapal patroli KP Teluk Ambon 3002 milik Polairud.
"Upaya pencairian lanjutan terhadap tiga korban yang masih hilang agak terkendala karena cuaca buruk, karena lewat jalur darat tidak bisa dijangkau dan melalui laut juga agak sulit, karena kapal patroli tidak bisa mendekati bibir pantai," jelas Edwin.