Obituari: Wali Kota Tanjungpinang, sosok religius

id Wako Tanjungpinang wafat,syahrul meninggal,walikota meninggal dampak covid-19,virus corona,covid-19

Obituari: Wali Kota Tanjungpinang, sosok religius

Wali Kota Tanjungpinang Syahrul saat dilantik bersama wakilnya Rahma di Gedung Daerah Tanjungpinang, Jumat 21 September 2019 silam. (ANTARA/Ogen)

Beliau sangat agamis, taat shalat lima waktu, rajin berpuasa sunah Senin dan Kamis

Tanjungpinang (ANTARA) - Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berduka di tengah momen bulan suci Ramadan 1441 Hijriah atas wafatnya Wali Kota Tanjungpinang Syahrul, Selasa (29/4), setelah dirawat instensif di RSUD Raja Ahmad Thabib Kepri di Tanjungpinang sejak 11 April 2020 kemarin.

Ayah Syahrul, begitu sapaan akrabnya, wafat akibat komplikasi COVID-19, berikut penyakit penyerta, seperti jantung, ginjal, dan gula darah.

Jenazah Syahrul sudah dimakamkan di Taman Makan Pahlawan di Kilometer 5 Tanjungpinang, Selasa malam, sekitar pukul 21.00 WIB.

Prosesi pemakaman dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19 oleh tim medis berpakaian lengkap Alat Pelindung Diri (APD).

Syahrul meninggalkan seorang istri Jauriyah dan tiga orang anak (seorang putera dan dua orang putri).

Syahrul dilahirkan di Tarempa 30 Agustus 1960. Ia berasal dari keluarga sederhana dengan 8 bersaudara.

Masa kecil Syahrul terbilang keras. Saat masih duduk di bangku kelas 4 SD, ia sudah bekerja keras membantu ekonomi keluarga dengan berjualan kue dan es disebabkan ayahnya sakit-sakitan, sedangkan ibunya tidak bekerja.

Baca juga: Wali Kota Tanjungpinang meninggal dunia bukan semata terjangkit COVID-19, tapi ada penyakit lain
Baca juga: Petugas usir warga dari lokasi pemakaman Wali Kota Tanjungpinang

Setelah lulus SD 56/V Tarempa tahun 1975, Syahrul kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) Tarempa. Tapi di SMEP Tarempa itu dia tidak bisa menyelesaikannya. Ayahnya meninggal dunia sehingga ia kemudian memutuskan membantu ekonomi keluarga dengan bekerja di perkebunan cengkih atau pekerjaan apa saja yang bisa dilakukannya.

Tapi itu tidak berlangsung lama. Saat SMEP dihapuskan dan dilebur menjadi SMP, Syahrul kembali bangkit, melanjutkan sekolah di SMP negeri Tarempa dan lulus tahun 1980. Tamat dari SMP Tarempa ia mencoba mengadu nasib di Tanjungpinang dan melanjutkan pendidikan di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Tanjungpinang.

Di sini ia benar-benar mandiri. Sembari menuntut ilmu, Syahrul menyempatkan diri mengajar mengaji dari rumah ke rumah.

Pada tahun 1980 Syahrul mulai membentuk remaja masjid di Tanjungpinang dan masih berkembang hingga sekarang. Ia juga aktivis KNPI, AMPI, Karang Taruna.

Pada tahun 1983 Syahrul lulus dari SPG dan langsung diangkat menjadi guru. Ia mengajar di SD 71 Kecamatan Bintan Selatan. Pada tahun 2008 ia menyelesaikan SI, lulus dari Universitas Terbuka sebagai Sarjana Pendidikan.

Di tengah kesibukannya sebagai pendidik, ia masih menyempatkan diri untuk bergabung dengan MUI, NU, LPTQ hingga menjadi ketua PGRI, akhirnya mengantarkan ia menjabat sebagai Wakil Wali kota Tanjungpinang periode 2013-2018, mendampingi Lis Darmansyah.

Lalu pada 21 September 2018 Syahrul resmi menjabat sebagai Wali Kota Tanjungpinang. Ia dilantik bersama wakilnya Rahma.


Sosok religius

Sosok religius layak disematkan kepada Ayah Syahrul. Dia tercatat sebagai Ketua Dewan Masjid Kota Tanjungpinang. Sebuah amanah yang membawanya
menerima penghargaan sebagai tokoh peduli remaja masjid dari Dewan Pengurus Wilayah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (DPW BKPRMI) Kepulauan Riau, 28 Juli 2019 silam.

Syahrul juga gemar menyampaikan dakwah dari masjid ke masjid, yang kemudian jadi salah satu penuntun langkahnya merengkuh gelar orang nomor satu di ibu kota Provinsi Kepri tersebut.

Seorang jurnalis yang sehari-hari meliput kegiatan Syahrul di Tanjungpinang, Ihsan mengaku terkesan dengan sikap dan perilaku wali kota dalam mengamalkan ajaran agamanya.

"Beliau sangat agamis, taat shalat lima waktu, rajin berpuasa sunah Senin dan Kamis," kata Ihsan, seorang jurnalis media online di Tanjungpinang.

Feri, wartawan harian media cetak di 'kota gurindam' itu pun tidak segan-segan memuji Syahrul semasa hidupnya yang menurut dia almarhum dikenal luas sebagai tokoh yang ramah dan santun kepada siapapun.

Syahrul diakuinya, kerap memberikan nasehat dan petuah kepada kalangan jurnalis dalam mengarungi bahtera kehidupan.

"Dia selalu menanyakan kabar dan dengan senang hati mendengarkan keluhan kami selama di lapangan," tutur Feri.

Kepergian Syahrul, sontak membuat semua jajaran Pemkot dan masyarakat Tanjungpinang terkejut.

Selain keluarga, adalah Wakil Wali Kota Tanjungpinang Rahma yang mengaku begitu syok setelah menerima kabar kepulangan Syahrul ke Rahmatullah.

Dia sembari meneteskan air mata, Selasa sore, menyebut kalau Ayah Syahrul tidak hanya seorang partner kerja. Melainkan orang tua, kakak, dan contoh teladan baginya.

“Dia sosok yang luar biasa, saya banyak belajar darinya,” ujar Rahma.

Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Teguh Ahmad Syafari yang juga merasakan kesedihan mendalam atas kabar kepergian Ayah Syahrul hari ini.

Walaupun baru masuk dalam jajaran Pemkot Tanjungpinang, namun Teguh mengenal Ayah Syahrul sebagai pimpinan yang baik buat diajak berdiskusi memajukan daerah.

“Kita doakan beliai menjadi penghuni Surga, karena almarhum orang baik bagi saya,” tutur Teguh.

Sosok Syahrul adalah orang yang akan selalu dirindukan bagi siapapun yang pernah mengenalnya. Semoga amal ibadah beliau semasa hidup diterima di sisi-Nya. Keluarga yang ditinggal mudah-mudahan diberikan ketabahan dan kesabaran. Amin.