Sosok - Dokter Ina melawan virus corona

id dokter ina, virus corona, covid-19,tanjungkarang bandarlampung,melawan corona

Sosok - Dokter Ina melawan virus corona

drg Lidwina Idona Pandia membagikan masker kepada pengguna jalan. (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Berdiri tanpa terlihat bibirnya. Mungkin sambil tersenyum sebab ada masker medis ia kenakan di wajah, perempuan paruh baya ini, bersemangat jelang siang, di bawah terik matahari.

Berpakaian dinas harian ASN di tubuh, sepatu gelap, rambut sebahu minus topi di kepala, sesekali ia berjinjit saat akan menyerahkan sehelai dua helai masker nonmedis kepada sopir, kernet truk, serta ratusan pengendara bermotor lainnya.

Dialah drg Lidwina Idona Pandia, Kepala Puskesmas Segala Mider, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung. Orang menyapanya, "Hai, dokter Ina!"

Berkebetulan hari itu adalah momen Hari Kartini, Selasa (21/4/2020) lalu, Ina didampingi staf bersama unsur Pemerintah Kecamatan Langkapura, menggelar aksi kemanusiaan donasi masker non medis ke warga, di depan RM Puti Minang Cabang Darussalam, Jalan Imam Bonjol, Langkapura, Bandarlampung.

Hadir juga Camat Langkapura Ahmad Husni, Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol Hari Budiyanto (termasuk wilkum Langkapura), Danramil 410-05/Tanjungkarang Pusat Mayor Hariono, lurah, bhabinkamtibmas, babinsa, dan ketua lingkungan dari lima kelurahan: Bilabong Jaya, Gunung Agung, Gunung Terang, Langkapura, Langkapura Baru, sekecamatan zona merah COVID-19 Kota Tapis itu.

Personel lain juga membagikan masker, seorang petugas polisi melalui megaphone terus memberi sosialisasi kewajiban memakai masker non medis untu mencegah dan  memutus rantai penularan virus.

Seorang warga sipil lainnya, berkaos Paguyuban warga Darussalam, minta para pengendara melambatkan laju kendaraannya, juga lewat megaphone.

Geger pasien pertama

Lalu lintas tersendat, aksi mulia itu pun menarik perhatian, meraih simpati warga. "Bagus, Pak. Masih banyak yang bandel gak mau pake," celetuk seorang pengendara motor memuji.

Usai satu setengah jam lamanya, Camat Langkapura A Husni memberikan kode. Sepertinya, stok masker pun habis terdistribusi, berpindah tangan ke wajah ceria para penerima. Lega.

Ina, dokter jebolan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) telah mengabdikan diri kurun beberapa tahun terakhir di Puskesmas Segala Mider. Di sana, ia dikenal pula menjadi ibu bagi dokter sejawat, para perawat, hingga warga sekitar dan para pasien yang berobat.

Ina memimpin para tenaga kesehatan puskesmas itu melayani ragam program, dari periksa kesehatan/check up, pembuatan surat keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi, periksa tekanan darah dan tes golongan darah, tes kehamilan, periksa anak, asam urat, kolesterol, lainnya.

Terkait dengan jabatannya, ke dokter Ina jualah mata warga Lampung tertuju, terlebih pada Maret lalu.

Terutama, setelah geger media massa terlebih media sosial, pada 14 Maret 2020, usai ditemukan pasien positif COVID-19 pertama di Lampung yang notabene warga salah satu kelurahan di wilayah administratif Kecamatan Langkapura, daerah yang jadi salah satu radar kerja pelayanan kesehatan puskesmas pimpinannya.

Dokter Ina, bersama sedikitnya 40.319 dokter spesialis (rilis data Menkes Terawan Agus Putranto, 2 April 2020), 138 ribuan dokter umum, dan 345.508 perawat terdaftar (akhir 2019) di seluruh Tanah Air, hari-hari ini jadi masa pertempuran sebagai garda terdepan penanganan pasien Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Sekaligus, garda terakhir Indonesia, bersama 215 negara terjangkit di seantero planet bumi, dengan seizin Allah, melawan pandemi COVID-19. Semoga dokter gigi Ina dan dokter serta tenaga medis lainnya tetap sehat dan semangat menyembuhkan dan membimbing pasien dengan gejala atau yang sudah positif COVID-19.

Jumlah kasus

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung menyebut ada penambahan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak empat orang di Lampung, sehingga jumlah warga berstatus PDP di daerah ini menjadi 64 orang.

"PDP kita ada 64 orang saat ini, dimana 18 orang masih dirawat atau isolasi, 37 pasien dinyatakan negatif COVID-19, dan 9 lainnya meninggal dunia," kata Kepala Dinkes Provinsi Lampung Reihana, di Bandarlampung, Jumat (24/4).

Ia menuturkan, empat PDP tersebut yakni perempuan usia 10 bulan dan 21 tahun yang sedang dirawat di rumah sakit swasta di Bandarlampung, dan laki-laki usia 21 dan 61 tahun yang dirawat di rumah sakit swasta di Kabupaten Lampung Tengah..

"Keempatnya masih dalam perawatan dan positif negatifnya belum kita ketahui, sehingga belum dilakukan penelusuran kepada orang terdekat mereka," kata dia lagi.

Menurutnya, penelusuran (tracing) akan dilakukan jika pasien sudah terkonfirmasi positif COVID-19.

Sedangkan untuk orang dalam pemantauan (ODP) di Lampung berjumlah 3.117 orang, dengan 2.450 orang telah selesai dipantau selama 14 hari, dan 666 orang masih dalam pemantauan, kemudian satu orang lainnya meninggal dunia dalam status ODP.

Terkait pasien positif COVID-19 berasal dari Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandarlampung, Reihana mengatakan tidak ada langkah khusus untuk menekan angka sebaran virus pada kedua wilayah itu.

Ia pun mengakui bahwa memang kedua daerah tersebut merupakan tempat perlintasan banyak orang, apalagi Kota Bandarlampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung tentu banyak orang yang berkumpul di sini.

Maka dari itu untuk menekan agar jumlah yang terkontaminasi virus ini menurun, masyarakat harus menjaga jarak fisik dan protokol kesehatan lainnya yang telah dianjurkan pemerintah.*