Jakarta (ANTARA) - Barcelona dikabarkan menempuh jalur hukum kepada mantan wakil Presiden mereka Emili Rousaud, setelah ia dianggap melakukan tuduhan korupsi tanpa dasar dan pernyataan ofensif kepada pihak klub.
Rousaud adalah salah satu dari enam petinggi direksi Blaugrana yang memutuskan mengundurkan diri beberapa hari yang lalu. Ia kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa di dalam tubuh Barcelona ada oknum yang menggunakan dana klub untuk memperkaya diri sendiri.
Pernyataan itu memicu respons dari Blaugrana sendiri dan setelah melakukan pertemuan Dewan Direksi, pihak klub akhirnya setuju untuk mengambil langkah hukum terkait pernyataan Rousaud tersebut.
"Dalam menghadapi tuduhan yang tidak berdasar dari Emili Rousaud, mantan Wakil Presiden klub, dalam sejumlah wawancara media, Dewan Direksi dengan tegas menyangkal tindakan apa pun yang dapat digambarkan sebagai korupsi," tulis pernyataan resmi Barcelona yang dikutip Goal pada Selasa (14/4).
"Kami setuju untuk membawa hal ini sebagai tindakan kriminal. Barcelona tak bisa mentolerir tuduhan yang secara serius merusak citra klub. Tindakan hukum yang diambil adalah membela kehormatan klub dan karyawan," lanjut pernyataan tersebut.
Rousaud sendiri mengatakan bahwa ia tidak menuduh siapa pun, khususnya anggota direksi klub. Namun, Barcelona sudah menegaskan untuk menuntut mantan petinggi mereka itu.
"Dalam hal tuduhan (korupsi) ini, klub sudah bekerja sama dengan PriceWaterhouseCoopers (PWC), perusahaan yang melakukan audit pada layanan pemantauan jaringan sosial. Pekerjaan mereka masih dilanjutkan dan oleh karena itu sementara ini belum ada kesimpulan."
"Dewan Direksi setuju bahwa setelah audit selesai, akan menganalisis hasilnya dan menarik kesimpulan yang didapat dari sana. Kami akan menerbitkannya, membuat keputusan, dan mengambil tindakan berdasarkan hasil dari audit mereka," tegas Barcelona.
Kasus ini semakin memperpanjang konflik internal Barcelona. Pada Februari, skandal bernama 'Barcagate' terungkap ke publik. Barcelona dilaporkan menggunakan jasa konsultan media untuk menjaga citra klub dan citra Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu.
Lionel Messi, Gerard Pique dan bahkan mantan pelatih mereka Pep Guardiola jadi korban skandal ini setelah mereka diserang di media sosial.