PSSI akan diskusikan pemotongan gaji di tengah wabah COVID-19 dengan pemain

id pssi,fifpro,virus corona,covid19,Potongan gaji, pemain sepak bola, sepak bola indonesia, berita palembang

PSSI akan diskusikan pemotongan gaji di tengah wabah COVID-19 dengan pemain

Logo - PSSI. ANTARA/HO-pssi.org/pri

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Somantri mengatakan, pihaknya akan mendiskusikan pemotongan gaji di tengah pandemi COVID-19 dengan pemain Liga 1 dan 2 musim 2020.

“Nanti akan kami undang untuk membicarakannya bersama,” ujar Cucu kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (10/4).

Menurut purnawirawan TNI berpangkat akhir Mayor Jenderal itu, saat ini dialog tidak mudah dilakukan karena menyebarnya penyakit virus corona (COVID-19) di Tanah Air.

Meski demikian, Cucu memastikan bahwa PSSI ingin menyelesaikan semuanya dengan baik.

“Saya rasa pemain pun menyadari kesulitan klub saat ini,” kata dia.
 

PSSI sendiri telah mendapatkan surat dari Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro). Isinya, FIFPro mempertanyakan kebijakan PSSI yang mempersilakan klub-klub Liga 1 dan 2 musim 2020 untuk menggaji pemainnya maksimal 25 persen pada bulan Maret sampai Juni 2020 dari gaji yang tertera di kontrak di tengah jeda kompetisi akibat pandemi COVID-19.

Pemangkasan itu ada dalam Surat Keputusan PSSI bernomor 48/SKEP/III/2020, yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pada 27 Maret lalu.

FIFPro, dalam surat bertanggal 4 April 2020 yang ditandatangani Direktur Legal Roy Vermeer, meminta penjelasan PSSI mengapa keputusan tersebut dikeluarkan tanpa berdiskusi dengan pemain melalui asosiasi pemain domestik yang dalam hal ini adalah Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).

“Pemangku kepentingan yang paling terpengaruh dengan keputusan PSSI ini tidak diikutsertakan dalam diskusi dan ini tidak sejalan dengan praktik di tingkat internasional, di mana FIFPro selalu berdialog dengan FIFA dan AFC. Oleh karena itu kami tidak dapat menerima langkah ini,” tulis FIFPro.

FIFPro pun meminta PSSI untuk segera menindaklanjuti situasi tersebut. APPI, lanjut FIFPro, harus diajak berkomunikasi untuk menemukan jalan keluar terbaik bagi semua stakeholder terkait termasuk para pemain.

Menanggapi surat FIFPro tersebut, Cucu mengatakan bahwa hal itu hanya soal komunikasi.

“Itu masalah komunikasi saja. Dalam situasi sekarang, komunikasi terbatas,” tutur dia.

Sejatinya, bukan cuma FIFPro yang meminta PSSI untuk berdialog dengan pemain dan pemangku kepentingan lain soal penghasilan tim di masa COVID-19.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda juga sempat mengemukakan hal serupa dalam rapat dengar pendapat umum pada Rabu (8/4) yang diikuti beberapa perwakilan federasi olahraga termasuk Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

Syaiful bahkan meminta diskusi itu idealnya sudah dijalin sebelum masa puasa yang dimulai 24 April 2020.

“Kami ingin kebijakan yang menyangkut soal nasib pemain dimusyawarahkan oleh PSSI secara tripartit dengan klub dan pemain. Faktanya ada klub yang hanya membayar 10 persen gaji. Saya kasihan karena pemain sepak bola kita dan keluarganya bisa kesulitan,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa tersebut.