Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono menyatakan omzet pengusaha bus mengalami penurunan 75 persen hingga 100 persen akibat dampak wabah virus corona baru atau COVID-19.
“Untuk angkutan penumpang kalau sekarang kami sudah turun drastis sekali dari seluruh rata-rata angkutan yang ada. Kami rasakan penurunan 75 sampai 100 persen omzet,” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta, Minggu.
Ateng menjelaskan penurunan omzet mulai terjadi ketika diumumkannya pasien COVID-19 pertama, disusul dikeluarkannya kebijakan jaga jarak (physical distancing) oleh pemerintah, serta ditutupnya tempat wisata sehingga angkutan wisata terhenti.
Tak hanya itu, angkutan perkotaan di Jabodetabek maupun daerah lain turut mengalami penurunan karena yang beroperasi hanya 17 sampai 20 persen saja sehingga omzetnya juga anjlok.
Sementara itu, Ateng menyebutkan untuk angkutan logistik dan barang secara gradual juga sudah mengalami penurunan yang omzet antara 50 persen sampai 60 persen.
“Teman-teman mengatakan 50 sampai 60 persen (omzet turun). Fakta itu terlihat di lapangan sampai sisi barang-barang tertentu sudah susah kita dapatkan termasuk obat-obatan,” ujarnya.
Ia menyatakan pihak yang paling terdampak dari adanya wabah virus corona di sektor transportasi adalah pekerja bagian operasional karena jika mereka tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan gaji.
“Kami rasakan untuk seluruh awak kami yang berkaitan dengan operasional yang tidak bekerja maka tidak dibayar. Mereka sungguh kasihan meski berbagai perusahaan melakukan back up tapi saya rasa ini tidak akan berjalan panjang,” tegasnya.
Ateng berharap pemerintah dapat segera mengeluarkan kebijakan agar mampu membantu para pekerja di bidang transportasi yang sedang mengalami pelemahan di tengah pandemi COVID-19 ini.
“Hal-hal ini yang kami rasakan kalau industri transportasi tanpa ditolong akan terjadi sesuatu yang berat, pasti recovery-nya sangat berat,” ujarnya.
Berita Terkait
Kereta api jadi transportasi paling diminati pemudik Lebaran
Minggu, 17 Maret 2024 16:03 Wib
Pengamat: Perbaiki transportasi publik sebelum naikkan pajak motor BBM
Senin, 29 Januari 2024 15:46 Wib
Presiden: Semua kota harus mulai berpikir transportasi massal
Senin, 8 Januari 2024 12:26 Wib
Pengamat: Kurangi polusi, penggunaan kendaraan pribadi perlu dibatasi
Senin, 11 September 2023 12:59 Wib
Pemkab OKU Timur permudah akses transportasi masyarakat pedesaan
Rabu, 30 Agustus 2023 14:09 Wib
Palembang perpanjang subsidi tarif feeder hingga 2024
Selasa, 18 Juli 2023 19:34 Wib
Ini tantangan mengadopsi transportasi publikberbasis listrik
Rabu, 14 Juni 2023 16:41 Wib
Peserta ibadah haji Indonesia mulai padati Mekkah
Kamis, 8 Juni 2023 15:11 Wib