"Rezeki macan" tukang sol sepatu di Pasar Angso Duo

id sol sepatu,jambi,pasar angso duo,angso duo jambi,tukang sol sepatu

"Rezeki macan" tukang sol sepatu di Pasar Angso Duo

Ikang pengesol sepatu di kawasan Pasar Angso Duo Jambi. Para pengesol sepatu di kawasan itu berburu rezeki bak macan berburu makanan di alam liar. (Foto ANTARA/Muhammad Hanapi)

Jambi (ANTARA) - Pendapatan yang tidak menentu karena jumlah pengguna jasa yang tidak tetap setiap harinya bagi para tukang sol sepatu dan sandal di kawasan Pasar Angso Duo Kota Jambi dan ditambah dengan persaingan yang ketat sesama penjual sol menjadi rutinitas bagi pelaku jasa perbaikan sepatu dan sandal di sana 

Rezeki yang mereka raih dengan penuh spekulasi dan memerlukan kesabaran ekstra saat mangkal di tempatnya usaha mereka ibaratkan menjemput "rezeki macan".

"Ya, ibarat rejeki, macanlah, baik dilihat dari persaingannya dan juga dilihat dari bagaimana cara menarik minat pelanggan, seperti macan yang sedang berburu gitu, lho," kata salah seorang penyedia jasa sol sepatu dan sandal di Pasar Angso Duo Ikang, Selasa.

Tidak menentunya pendapatan penyedia sol sepatu dan sandal tersebut diibaratkan sebagai rezeki macan oleh penyedia jasa sol di daerah itu. Istilah sedikit serem bagi ukuran seseorang yang baru mengenal atau tahu aktifitas mereka disana.

Betapa tidak, dalam satu kawasan tersebut terdapat belasan penyedia jasa sol sepatu dan sandal, selain harus bersaing dengan teman seprofesi, penyedia jasa sol tersebut juga harus bersaing menarik minat pemberi jasa.

Hal itulah yang mempengaruhi pendapatan penyedia jasa sol di daerah itu. Terkadang pendapatan yang diraih bisa mencapai Rp200 ribu dalam satu hari, dan terkadang hanya memperoleh Rp15 ribu dalam satu hari. Bahkan tidak jarang hanya berkisar puluhan ribu dalam setiap harinya.

Meski demikian, menurut Ikang rejeki tidak akan tertukar.

Berbekal jarum sol, tali, serta keterampilan menjahit secara manual dengan tangan mereka menjemput pengguna jasa atau mereka yang memiliki masalah dengan kondisi sepatunya alias rusak.

Untuk memikat pelanggan, mereka memajang sepatu-sepatu yang telah mereka reparasi di dekat mereka mangkal, atau untuk mereka jual kepada pembeli dengan harga yang terjangkau. Selain itu mereka juga menjual peralatan sol bagi warga yang membutuhkanya.

Namun dalam beberapa hari terakhir, pada awal Bulan Puasa ini, nyaris ia mengeluhkan tidak ada pelanggan yang memakai jasanya untuk ngesol sepatu atau sandal. Tapi pada hari ini, Selasa (14/5), terdapat tujuh pasang sepatu dan sandal yang harus ia selesaikan perbaikan untuk selanjutnya dijemput sang pemilik.

"Sekarang masih pukul 13.00 WIB, belum tahu sampai sore nanti apakah masih ada yang ngesol atau tidak," kata Ikang yang asal Batam Kepulauan Riau itu.

Biaya yang harus ditebus pelanggan untuk jasa pengesolan sepatu atau sandal cukup bervariasi. Tergantung besar kecilnya sepatu dan sandal yang harus di sol. Untuk sepasang sepatu dan sandal orang dewasa biaya jasa sol sebesar Rp15 ribu. Dan untuk sepatu dan sandal ukuran anak kecil dikenakan biaya sebesar Rp10 ribu per pasang.

Sedangkan waktu yang digunakan untuk ngesol sepasang sepatu atau sandal berkisar 15-20 menit.

Diakuinya tidak ada hari yang istimewa dalam dunia sol sepatu di kawasan itu, semua hari sama saja.

Mereka berharap ada peningkatan jumlah pelanggan pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah mendatang. Berdasarkan pengalaman mereka, setiap memasuki momen lebaran tersebut, biasanya terdapat peningkatan pengguna jasa, dan mereka mengaku tidak mengenakan tarif khusus atau menaikkan ongkos atas jasa sol.

"Setiap hari sama saja, hanya saja tingkah laku pelanggan yang selalu berbeda-beda," kata pria berperawakan kurus berambut ikal itu.

Ia menceritakan tidak jarang menerima komplain yang tidak semestinya dari pelanggan. Ia mencontohkan protesnya pelanggan karena biaya jasa sol sepatu yang tidak sesuai dengan harga sepatu. Menurut pelanggan karena harga sepatu yang murah, seharusnya biaya sol sepatunya juga murah.

Namun, semestinya tidak demikian, karena biaya jasa sol sepatu atau sandal tersebut tidak bergantung terhadap harga jual sepatu. Mahal atau murahnya harga jual sepatu, biaya jasa solnya sama saja.

Sudah cukup lama kawasan itu menjadi lokasi mencari rezeki bagi penyedia jasa sol sepatu dan sandal. Dijelaskan Ikang, dirinya saja mulai menjajakan jasa sol sepatu dan sandal sejak tahun 2000-an.

Sementara jauh sebelum ia menjalankan profesi sebagai jasa sol sepatu dan sandal sudah terdapat penyedia jasa sol sepatu dan sandal di kawasan tersebut.

Lokasi lain sentra tukang sol di Jambi adalah di Simpang Tugu Juang, tepatnya di pinggir Jalan Abun Yani seberang tugu peringatan perjuangan rakyat Jambi itu. Di lokasi tersebut terdapat puluhan tukang sol yang mengadu nasib di bawah terik matahari Kota Jambi.

Seperti para pengesol di kawasan Pasar Angso Duo, mereka juga bersaing ketat antar sesama rekan seprofesinya yang mangkal berdekatan satu sama lain di pinggir jalan hingga ke dalam lorong yang ada di dekat sebuah hotel melati di sana.

Namun, kehadiran mereka di lokasi itu telah lama dikenal oleh warga Jambi, bahkan mereka juga memiliki langganan yang tak sebatas hanya sekali datang.

Selama masih ada yang menggunakan sepatu dan sandal, mereka yakin masih ada rezeki yang datang buat mereka.*