Palembang (ANTARA News Sumsel) - Jembatan Ampera, sebagai jantung Kota Palembang, Sumatera Selatan yang menghubungkan kawasan Seberang Ulu dan Seberang Ilir mulai tampak keindahannya, khususnya pada 20 hari menjelang perhelatan akbar Asian Games XVIII.
Jembatan yang dibangun tahun 1962 ini, setelah direnovasi mengalami perubahan total khususnya untuk jalur pejalan kaki (pedestrian), baik di sebelah kiri maupun kanan. Jalur pedestrian ini kini tampak lebih modern karena terdapat sejumlah perubahan mendasar.
Pagar pembatas yang semula hanya setinggi panggul orang dewasa kini ketinggiannya sudah ditambah sehingga lebih memberikan rasa aman bagi pejalan kaki dan pesepeda. Kemudian, terdapat juga kursi tempat duduk, lampu hias untuk mereka yang ingin duduk bersantai sembari menikmati keindahan Sungai Musi.
Selain itu, ada juga palang-palang besi yang disusun berjajar sepanjang jalan yang bertujuan untuk mencegah kendaraan roda dua menaiki pedestrian. Sebuah jam raksasa analog berdiameter 5,5 meter juga sudah terpasang sehingga semakin mempercantik jembatan yang dibangun Jepang ini sebagai pampasan perang.
Tujuan dari perenovasian jembatan ini, tak lain untuk menyambut para tamu negara di ajang multi cabang olahraga empat tahunan ini. Harapannya, lokasi ini dapat dimanfaatkan atlet dan ofisial untuk berswafoto dan berjelajah wisata selama dua pekan di Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan.
Bagi warga Kota Palembang, cantiknya Jembatan Ampera ini menjadi salah satu pertanda bahwa kota ini sudah benar-benar siap menggelar Asian Games dan menyambut ajang akbar ini dengan penuh sukacita.
"Awalnya, saya heran kenapa Jembatan Ampera ini tidak diperhatikan, padahal mau menjadi tuan rumah Asian Games, waktu itu kurang lebih satu tahu lagi. Namun, sebelum Lebaran, saya lihat mulai dilakukan renovasi dan hasilnya bagus. Kini, tidak malu untuk ajak turis ke sini," kata Soleha, salah seorang warga Kota Palembang di Jalan Rawasari Kecamatan Kalidoni Kelurahan Bukit Sangkal ini.
Bukan hanya sudah mempercantik ikon kota, Palembang juga memperbaiki kerusakan jalan di pusat kota hingga pinggiran kota sehingga jalan terlihat mulus. Sebelumnya, jalan-jalan ini berlubang karena padatnya aktifitas pembangunan infrastruktur LRT di dalam kota.
Taman-taman kota juga dipercantik dan dibuat lebih hijau seperti yang terjadi di sepanjang jalan menuju Kompleks JSC, tepatnya di median jalan atau persis di bawah jalur LRT. Begitu pula taman yang ada di median jalan menuju Bandara SMB II.
Ruang terbuka hijau juga dipercantik dan dibuat lebih mencolok dengan cat yang berwarna-warni seperti di Kawasan Kambang Iwak, dan Ampera Skate Park yang berada di bawah Jembatan Ampera. Satu hal yang juga tak kalah mencolok yakni, lowongnya jalan di Jalan Sudirman dari parkir kendaraan karena pemerintah setempat sudah menutup area parkir di pinggir jalan.
Bukan hanya kondisi di dalam kota yang dipercantik, Palembang juga memastikan bahwa Kompleks Olahraga Jakabaring Palembang yang menjadi pusat pelaksanaan pertandingan 14 cabang olahraga Asian Games sudah siap digunakan.
Ketua Panitia penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) Erick Thohir menilai Palembang sudah semakin siap menggelar Asian Games 2018.
"Kedatangan saya ke sini salah satunya ingin memastikan kesiapan Palembang menjelang 20 hari lagi pelaksanaan. Sejauh ini saya melihat semuanya bagus, sama halnya di Jakarta, Jawa Barat dan Banten," kata Erick yang diwawancarai di sela-sela peresmian UGD 24 Jam RS Siloam di kawasan Jakabaring Sport City, Sabtu (28/7).
Erick mengatakan keberadaan venue pertandingan di dalam satu kawasan Jakabaring Sport City telah memudahkan Palembang sebagai tuan rumah.
Kota Palembang yang ditetapkan sebagai penyelenggara Asian Games bersama DKI Jakarta pada akhir tahun 2014, hanya tinggal menambah infrastruktur pendukung untuk semakin memberikan kenyamanan ke atlet, ofisial dan tamu negara.
"Seperti yang diresmikan hari ini, unit UGD 24 jam dengan fasilitas antara lain ada laboratorium, farmasi, dan X-Ray. Lokasinya juga persis di depan pintu gerbang JSC sehingga hanya butuh dua menit dari dalam (venue) ke sini jika ada kejadian darurat," kata dia.
Dari sisi transfortasi, Palembang telah mengatasinya karena memiliki Light Rail Transit untuk mengangkut kontingen negara peserta dari Bandara SMB II ke JSC.
Sementara untuk penginapan atlet, di JSC juga tersedia wisma atlet, lima tower rusunawa, dan satu tower rusunami yang dapat menampung sekitar 3.000 atlet dan ofisial yang ambil bagian di ajang akbar 45 negara tersebut.
"Bahkan di Palembang ini lebih unik, karena di dalam Kompleks JSC, juga disediakan 50 golf car untuk mobilisasi para tamu-tamu negara," kata dia.
Menurut Erick, di masa kurang dari 20 hari menjelang pelaksanaan ini, Palembang tetap harus menyempurnakan hal-hal berkaitan penyelenggaran demi suksesnya kegiatan akbar yang terakhir kali digelar di Indonesia tahun 1962 itu.
Apalagi, ia melanjutkan, Asian Games di Indonesia sungguh berbeda dengan Asian Games sebelumnya di Incheon, Korea Selatan, karena ada peningkatan 20 persen jumlah pesertanya. Saat ini panitia menerima daftar atlet dan ofisial berjumlah 17.194 orang, yangmana sebanyak 3.000 orang dari total tersebut akan ke Palembang.
"Kami berharap Palembang bersiap untuk menerima tamu-tamu negara ini. Ini penting karena kota ini memiliki visi di bidang pariwisata. Jika pariwisata maju, maka akan mendatangkan devisa," kata Erick.
Sementara itu, menjelang perhelatan Asian Games, sejumlah arena olahraga di JSC sedang melakukan penginstalasian peralatan pertandingan. Untuk menyupport kegiatan itu, kompleks JSC sudah dinyatakan steril untuk masyarakat umum sejak pekan ini.
Palembang akan menjadi tuan rumah AG dengan menyelenggarakan 14 cabang olahraga, di antaranya, boling, tenis lapangan, menembak, dayung, sepak bola wanita, skateboard, panjat dinding, dan lainnya.
Jamin lebih baik
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan Kota Palembang sebagai tuan rumah Asian Games XVIII akan jauh lebih baik dari sisi kenyamanan jika dibandingkan penyelenggaraan sebelumnya di Incheon, Korsel, tahun 2014.
Hal ini berdasarkan pengalamannya ke Incheon bersama dengan Erick Thohir (Ketua INASGOC).
"Dalam banyak hal, kita jauh lebih lengkap. Di Incheon dibangun apartemen 32 lantai untuk digunakan atlet dan nantinya mereka jual. Di apartemen itu ada 8 lift dan hanya satu yang boleh dipakai, coba dibayangkan bagaimana atlet Indonesia yang berada di lantai 16 yang terkadang harus naik tangga, belum lagi yang dari Jepang yang ada di lantai 32," kata Alex.
Ia memastikan kondisi tidak mengenakkan itu tidak akan terjadi di Palembang, sebagai kota kedua yang menjadi tuan rumah setelah Jakarta.
Palembang menggunakan wisma atlet, lima tower rusunawa dan satu tower rusunami yang kesemuanya memakai lift meski hanya lima lantai.
Belum lagi menyangkut arena pertandingan. Alex memastikan jauh lebih baik dari Incheon karena memiliki satu kawasan terintegrasi puluhan venue olahraga di Jakabaring Sport City.
Di dalam kawasan ini terdapat 20 venue bertaraf internasional, bahkan beberapa di antaranya dinyatakan yang terbaik di dunia seperti venue dayung.
"Jarak antar-venue hanya 5 menit dengan berjalan kaki. Tidak ada masalah dengan tranfortasi. Coba bandingkan dengan Incheon, yang harus ke bagian utara berkendaraan mobil selama dua jam untuk bertanding dayung," kata dia.
Sementara, JSC ini berada di tengah kota yakni hanya beradius 3 km dari titik 0 km Kota Palembang.
"Jika di Jakarta masalahnya bagaimana mengangkut atlet dari wisma ke arena pertandingan, maka di sini menjadi tidak masalah. Masalah kami hanya bagaimana mengangkut atlet dari bandara ke JSC, dan ini pun sudah terselesaikan karena sudah ada Light Rail Transit," kata dia.
Hanya saja, di tengah masa persiapan ini, kejadian pelemparan kursi penonton oleh oknum suporter pada pertandingan Sriwijaya FC melawan Arema di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sabtu (21/7) cukup menarik perhatian masyarakat, baik nasional maupun internasional.
Aksi vandalisme oknum yang mengatasnamakan suporter itu, sontak menarik perhatian masyarakat. Jagat dunia maya pun tak henti menghujat aksi itu yang terlihat dari cuitan netizen di media sosial instagram dan facebook.
Sebagian besar netizen menyayangkan perusakan itu, karena Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring nantinya akan digunakan sebagai tempat pertandingan cabang olahraga sepak bola wanita Asian Games XVIII yang pertandingannya sudah dimulai pada 16 Agustus 2018.
Salah seorang netizen dengan akun @suzannita hingga menulis RIP Suporter Sriwijaya FC di laman media sosial instagram sesaat setelah kejadian perusakan kursi di tribun utara sebanyak 182 buah, sedangkan di tribun selatan berjumlah 191 buah sehingga total kursi yang rusak 373 buah.
"Apa yang kalian lakukan hari ini di 28 hari menjelang Asian Games, melempar kursi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring adalah tindakan kriminal merusak fasilitas negara," kata pemilik akun.
Bukan hanya @suzannita, politisi Ridwal Kamil melalui akunnya @ridwankamil juga tak kalah pedas komentarnya. "Terbuat dari apa isi pikiran kamu? Seluruh bangsa sedang bersiap, bergerak, bersolek demi nama baiknya di mata dunia. Kamu-kamu malah merusak atas nama amarah," kata Ridwan Kamil.
Pasca kejadian, pemerintah provinsi bergerak cepat dengan mengandeng prajurit TNI untuk memperbaiki kursi yang rusak tersebut. Beruntung, masih tersimpan ratusan kursi cadangan.
Selain itu, pengelola Jakabaring Sport City kontan menerapkan aturan larangan masuk ke kompleks olahraga atau steril dari masyarakat umum hingga Asian Games resmi digelar.
Berkaca dari kejadian ini, Palembang yang sudah menyiapkan diri menjadi tuan rumah sejak 3,5 tahun lalu harus semakin fokus menjelang hari H.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan ancaman yang paling mungkin terjadi yakni serangan teroris sehingga diperlukan langkah antisipasi, kewaspadaan dan sinergi berbagai pihak perlu dilakukan. "Kami sudah siapkan 6.000 an personel Polri, dan dibantu 900 orang personel TNI. Berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari intelejen yang bergerak masuk ke sel-sel teroris, adanya pusat kontrol reaksi cepat, dan beberapa kali simulasi penanganan keadaan darurat," kata dia.
Asian Games di Indonesia diharapkan zero attack, zero accident seperti yang pernah dilakukan Korea Selatan saat mengadakan Asian Games 2014 di Incheon dan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang.
Masyarakat Sumatera Selatan juga harus termotivasi untuk menyukseskannya karena Asian Games ini menjadi jalan menuju kesejahteraan.