Tugas berat Polri amankan Pilkada serentak

id polisi,pilkada,berita sumsel,berita palembang,pengamanan pilkada,surat suara,polri,pasukan gabungan polri dan tni

Tugas berat Polri amankan Pilkada serentak

Polda Sumsel menjaga di sejumlah titik rawan terutama di kawasan dan kantor Komisi Pemilihan Umum. (ANTARA News Sumsel)

Polri kini telah menginjak usia 72 tahun, tanggal lahir Polri diperingati setiap tahunnya dalam HUT Bhayangkara.

Namun pada HUT Bhayangkara tahun ini, Polri mengundurkan pelaksanaan acara HUT Bhayangkara karena saat ini pelaksanaan pilkada baru saja selesai dan ada beberapa tahapan pilkada selanjutnya yang membutuhkan pengamanan dari Polri.

Menkopolhukam Wiranto mengatakan bahwa pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Serentak di 171 daerah di Indonesia pada Rabu, 27 Juni 2018, secara umum berlangsung lancar dan aman.

Hal itu disampaikan Wiranto saat memimpin rapat dan konferensi video di Mabes Polri, Jakarta.

"Hari ini kami 'video conference' untuk mendapat laporan lengkap penyelenggaraan pilkada serentak. Dari laporan kapolda, pangdam, dandim, Alhamdulillah seluruh wilayah pemilihan di 171 wilayah secara umum aman, lancar, tertib, dan terkendali," kata dia.

Dari 171 daerah pemilihan, terdapat 387.586 tempat pemungutan suara (TPS). Dari jumlah tersebut, kata dia, ada 10 TPS yang bermasalah.

Permasalahan tersebut seperti di beberapa daerah mengalami kekurangan surat suara ataupun surat suara dibawa kabur petugas KPPS.

"Tapi hal itu sudah bisa diatasi," katanya.

Terkait dengan netralitas aparat, pihaknya mengatakan tidak mendapat laporan pelanggaran netralitas pada pelaksanaan pemungutan suara.

"Tidak ada pelanggaran netralitas," katanya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya pun mengucapkan terima kasih kepada para anggota Polri, TNI, dan BIN yang telah mengamankan rangkaian pilkada serentak.

Penembakan Meskipun pada umumnya pelaksanaan pemungutan suara berjalan dengan aman dan lancar, masih ada gangguan keamanan, di antaranya yang terjadi di Distrik Torere yang merupakan salah satu distrik di Kabupaten Puncak Jaya dan berada di sekitar Sungai Mamberamo dan Kabupaten Tolikara serta Kabupaten Mamberamo Raya.

Menurut Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar, pada Rabu (27/6) terjadi penembakan oleh kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) yang menewaskan Kepala Distrik Torere Obaja Froare dan menyebabkan dua anggota polisi hilang.

Menurut keterangan anggota yang selamat dalam insiden tersebut, terungkap sebelum penembakan, rombongan kepala distrik itu bersama sembilan anggota Polri dalam perjalanan ke Torere, sempat dipanggil warga yang menawarkan sayuran untuk dibawa kepala distrik.

Namun, saat perahu motor yang digunakan menepi untuk mengambil sayuran, tiba-tiba mereka diberondong tembakan yang menewaskan kepala distrik dan menyebabkan anggota kepolisian lompat ke sungai untuk menyelamatkan diri.

Sebanyak tujuh anggota Polri berhasil selamat walaupun sempat terpisah-pisah, namun dua anggota lainnya hingga kini belum diketahui nasibnya.

Pencarian dilakukan dipimpin Kapolres Mamberamo Raya AKBP Rumaropen dibantu masyarakat, khususnya warga yang bermukim di sekitar Sungai Mamberamo.

Namun, hingga kini belum diketahui nasib dua personel polisi itu, kata Kapolda Papua seraya menambahkan, kini tujuh anggota Polres Puncak Jaya yang selamat sudah berada di Mulia.

Sebanyak dua anggota polisi yang masih hilang adalah Ipda Jesayas Nusi dan Brigpol Sinton Kabarek.

Atas adanya kejadian tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian memerintahkan untuk diadakan operasi pencarian terhadap dua anggota Polri yang hilang ketika dihadang KKSB saat menuju Torere, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

"Pencarian terus dilakukan dan berharap ditemukan dalam kondisi selamat," kata Kapolri Tito didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di "base ops" Lanud Jayapura di Sentani, Minggu.

Kapolri Tito mengatakan pencarian akan terus dilakukan tanpa batas waktu tertentu dan diharapkan ditemukan dalam keadaan selamat.

"Sebagai pribadi dan komandan saya sangat prihatin dengan insiden penembakan yang dilakukan KKSB hingga menewaskan Kepala Distrik Obaja Froaro," kata dia seraya menambahkan bahwa Mabes TNI siap membantu bila Polda Papua memintanya.

Ricuh Kericuhan terkait dengan pilkada juga terjadi di Kota Makassar. Pilkada Kota Makassar hanya diikuti oleh satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota melawan kotak kosong.

Pada Sabtu (30/6) dini hari terjadi bentrokan antara massa pendukung pasangan calon wali kota dan wakil wali kota serta simpatisan kotak kosong.

Bentrokan terjadi di kantor Camat Panakukkang yang akhirnya dapat dibubarkan oleh anggota kepolisian dari Polsekta Panakukkang, Jatanras, jajaran Polrestabes Makassar dengan memberikan tembakan peringatan sehingga massa membubarkan diri.

Sementara di wilayah lain, yaitu di Kabupaten Paniai, hingga saat ini pilkada belum dapat dilaksanakan akibat adanya perbedaan pendapat antara KPU dan Panwas tentang jumlah pasangan calon bupati yang akan ikut dalam pilkada.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan bahwa pihaknya meminta kepada Ketua KPU dan Bawaslu Pusat agar memberi perhatian khusus pada Kabupaten Paniai agar terdapat kepastian jumlah pasangan calon yang akan mengikuti Pilkada Paniai.

Bila sudah ada keputusan maka TNI/Polri siap mengamankannya, termasuk mengerahkan pasukan bila dibutuhkan.

Dia mengatakan dari 171 wilayah di Indonesia yang melaksanakan pilkada, termasuk 17 Pilkada Gubernur tercatat dua kabupaten di Papua yang mengalami penundaan pelaksanaan, yakni di Paniai dan Nduga.

Di Kabupaten Nduga, dari laporan yang diterima pelaksanaan pilgub sudah berlangsung. Saat ini sedang dilakukan penghitungan suara, sedangkan di Kabupaten Paniai hanya pilgub yang dilaksanakan.

Pilkada bupati/wakil bupati di Paniai sampai saat ini belum dapat dilaksanakan.

Mengingat tahapan pilkada belum selesai, Polri masih memiliki tugas berat untuk menjaga keamanan di daerah-daerah yang menggelar pilkada.

Masyarakat tentunya berharap seluruh tahapan pilkada bisa berjalan aman dan lancar hingga pengangkatan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang baru.